Sesuai dengan tema yang dipilih, diharapkan Kabupaten Sigi bisa menjadi lebih baik lagi dari segara aspek.
Terlebih pada tahun 2018 lalu, perekonomian Kapupaten Sigi sempat tersendat.
Bukan tanpa alasan, bencana alam gempa bumi dan pandemi Covid-19 yang merebak membuat perekonomian Kabupaten Sigi mengalami penurunan.
Upaya pemulihan tersebut juga perlu dibarengi dengan kepedulian terhadap lingkungan karena Kabupaten Sigi memiliki kawasan lindung di sekitarnya.
Salah satu kawasan lindung yang ada adalah Cagar Biosfer Lore Lindu yang terhampar seluas 1,6 juta hektar.
Cagar Biosfer Lore Lindu memiliki peran dan fungsi strategi untuk konservasi lingkungan dan budaya.
"Saat ini, kalau melihat festival yang diadakan itu sesuai dengan tren ke depan," kata Ratih Purbasari Kania, Direktur Perencanaan Sumber Daya Alam Kementerian Investasi.
"Jadi ke depan itu investasi itu plan-nya ke investasi berdasarkan ESG (environmental, social, and corporate governance) yang berkelanjutan di mana investor itu tidak hanya melirik pada keuntungan tetapi juga yang memiliki dampak baik," terangnya.
Karena hal tersebut, Kementrian Investasi akhirnya bekerja sama dengan berbagai pihak untuk peluncuran Panduan Investasi Lestari.
Adanya Panduan Investasi Lestari menjadi modal rujukan untuk para investor, bisnis, dan pemerintah.
Harapannya agar investasi nilai ekonomi banyak diberikan masyarakat dan daerah sembari berdampak pada keberlanjutan lingkungan.
Menjaga Keberlanjutan Lahan
Di sisi lain, Panduan Investasi Lestari ini juga mengatur tentang keberlanjutan lahan yang harus tetap dijaga.
Mengingat kerusakan lahan akibat perusahaan yang tidak ramah lingkungan memungkinkan terjadi.
Jadi, berdasarkan peraturan tersebut Pemerintah Kabupaten Sigi berkomitmen untuk menolak penanaman massal vegetasi yang merusak oleh perusahaan tidak ramah lingkungan seperti sawit.
Artikel ini telah terbit di https://www.parapuan.co/read/533808141/festival-lestari-v-investasi-sembari-menjaga-pelestarian-lingkungan?page=all