Tak hanya itu, orbit Bumi juga punya pengaruh. Seperti kita tahu, Bumi bergerak dalam orbit elips mengelilingi Matahari.
Selama perjalanannya, Bumi mengalami dua titik penting dalam orbitnya, yakni aphelion dan perihelion. Apa itu?
Aphelion adalah saat Bumi berada di titik terjauh dari Matahari. Perihelion adalah saat Bumi ada di titik terdekat dari Matahari.
Kedua titik ini bisa memengaruhi intensitas sinar Matahari yang diterima oleh Bumi dan kemudian menghasilkan Kulminasi Matahari.
Kulminasi Matahari di Indonesia
Indonesia terletak di kawasan tropis. Ini artinya, Matahari cenderung bergerak cukup tinggi di langit sepanjang tahun.
Sebagai tambahan, fenomena Kulminasi Matahari ini juga bisa terjadi karena negara kita dilalui oleh garis khatulistiwa, lo.
Daerah yang dilalui garis khatulistiwa, seperti Sumatra Barat, Riau, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, hingga Papua Barat Daya.
Bagian utara Indonesia, seperti Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan sebagian besar Sulawesi, berada di belahan bumi utara.
Oleh karena itu, kulminasi matahari terjadi selama solstis musim panas pada sekitar tanggal 21 Juni, teman-teman.
Sebagian kecil Indonesia, termasuk Kepulauan Nusa Tenggara dan sebagian Papua, berada di belahan bumi selatan.
Kulminasi matahari di wilayah yang Bobo sebutkan di atas terjadi selama solstis musim dingin, sekitar tanggal 21 Desember.
Pada saat itu, matahari mencapai kulminasi terendah di langit, menyebabkan siang yang lebih pendek dan malam yang lebih panjang.
Saat Kulminasi Matahari terjadi di beberapa lokasi di Indonesia membuat tidak ada bayangan selama beberapa detik.
Namun tak hanya itu, Kulminasi Matahari juga membuat radiasi Matahari maksimal sehingga bisa meningkatkan suhu permukaan bumi.
Artikel ini telah terbit di https://bobo.grid.id/read/083813747/sebabkan-hari-tanpa-bayangan-apa-itu-fenomena-alam-kulminasi-matahari?page=all