Telah dibuktikan berkali-kali dalam berbagai eksperimen sosial bahwa makan sambil menonton televisi dapat meningkatkan jumlah makanan yang dikonsumsi, terutama makanan ringan yang manis dan berkalori tinggi.
Menurut ilmu kedokteran, ketika kita makan, otak kita mencatat pemrosesan internal makanan dan mengirimkan pesan kembali dalam hal rasa dan kepuasan.
Namun, ketika anak makan sambil menonton televisi, konsentrasi akan menyimpang dan dengan demikian otak terganggu dan mengirimkan sinyal yang salah dan karenanya menyebabkan makan berlebihan.
2. Menurunkan Tingkat Metabolisme
Menurut penelitian, menonton TV tidak membantu dalam membakar kalori, melainkan mengurangi tingkat metabolisme dalam mencerna makanan dan mendapatkan energi.
3. Membuat Cepat Lapar
Menurut laporan, menonton TV selama jam makan siang meningkatkan godaan untuk camilan sore.
Menurut para profesional, karena anak terganggu oleh televisi saat makan, tubuh kita tidak mencatat tindakan tersebut dan membuat kita merasa lapar segera setelahnya.
4. Tidak Mudah Puas
Bagi kita, itu mungkin tindakan hiburan, tetapi menurut ilmu kedokteran, menjalankan dua aktivitas sekaligus dapat menghalangi rasa puas dalam salah satu aktivitas tersebut, sebagai hasilnya, itu menjadi sia-sia.
5. Meningkatkan Praktik Makan yang Tidak Sehat
Makan di depan televisi membuat anak seakan tidak menghargai apa yang kita makan dan dengan demikian anak akhirnya mengunyah lebih banyak makanan tidak sehat yang sebenarnya harus kita hindari.
Ini juga menunjukkan bahwa ngemil berlebihan jika dibiarkan tidak terkendali dapat menyebabkan obesitas.
Jadi memang, tak heran jika anak-anak zaman sekarang cenderung mengalami obesitas.
Artikel ini telah terbit di https://nova.grid.id/read/053861456/ternyata-penyebabnya-sepele-anak-obesitas-gara-gara-makan-sambil-nonton-ini-bahayanya?page=all