Pada saat panen raya, harga beras petani lokal anjlok di pasaran. Akibatnya banyak petani merugi lantaran keuntungan yang diperoleh relatif kecil.
“Dari hulu ke hilir kita membantu pemasarannya. Dulu para petani ini mengeluh dengan banyaknya produksi tapi pemasaran tidak berjalan. Jadi kami ambil solusi ini,” beber Debby.
Lebih jauh sebutnya, kualitas beras lokal sudah baik sehingga layak untuk dibeli dan dikonsumsi.
Di sisi lain, langkah ini guna mewujudkan kesejahteraan dan ketahanan pangan bagi ASN yang berkualitas dengan harga yang terjangkau dan mudah didapat.
Sekaligus mendukung terjaminnya ketersediaan dan stabilitas harga beras.
Dampaknya dapat dilakukan pengendalian inflasi melalui ketahanan pangan.
Program membeli beras dan produk pertanian lokal juga mengangkat beras hasil dari petani lokal. Sehingga program ketahanan pangan dan Bangka Selatan sebagai lumbung pangan di Bangka Belitung harus didukung.
“Kita juga masih mencari solusi lan supaya pemasaran beras lokal tetap berjalan. Tidak hanya mewajibkan ASN membeli beras lokal saja,” sebutnya.
Walaupun begitu kata Debby, setiap program Aik Bakung atau Ajak Bupati Kite Sambang Kampung pihaknya turut memasarkan beras lokal.
Yakni beras putih dan beras merah ukuran lima kilogram, sudah belasan ton beras telah laku terjual.
Oleh karena itu pihaknya berharap masyarakat secara berangsur-angsur mau beralih untuk mengkonsumsi beras lokal.
“Setiap pasar tani beras lokal selalu kita bawa sebulan sekali kegiatan Aik Bakung,” pungkas Debby.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Sejahterakan Petani, Pemkab Bangka Selatan Galakan Beli Beras Lokal, https://bangka.tribunnews.com/2023/08/30/sejahterakan-petani-pemkab-bangka-selatan-galakan-beli-beras-lokal?page=all.