Menurutnya, penggunaan Pertamax Green 92 nantinya akan lebih ramah lingkungan dan sejalan dengan upaya pemerintah dalam mencapai nol emisi karbon (net zero emission/NZE) di 2060.
Soal harga, Nicke menjelaskan, kalau nanti usulan tersebut dapat dibahas dan jadi program pemerintah, secara harganya pun tentu akan diatur oleh pemerintah.
"Tidak mungkin Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) harganya diserahkan ke pasar karena ada mekanisme subsidi dan kompensasi di dalamnya," katanya.
Kajian mencampur Pertalite dengan Etanol 7 persen dilakukan guna menghasilkan kualitas BBM yang lebih baik. Karena dengan kadar oktan yang tinggi, maka akan semakin ramah lingkungan.
Nicke menjelaskan, misal dengan harga yang sama tapi masyarakat bisa mendapatkan BBM yang lebih baik dengan octan number yang lebih baik, maka untuk mesin kendaraan juga akan lebih baik.
"Sehingga emisi juga bisa menurun. Namun ini baru usulan sehingga tidak untuk menjadi perdebatan," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Alasan Pertamina Usulkan Pertalite Diganti Pertamax Green 92", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2023/08/31/123100515/alasan-pertamina-usulkan-pertalite-diganti-pertamax-green-92?page=all#page2.