SonoraBangka.id - Adanya aksi penolakan pertambangan laut yang dilakukan oleh masyarakat Desa Batu, Jumat (8/9/2023) turut menyindir peran anggota dewan.
Seperti yang diungkapkan oleh Arzi, salah satu ketua RT di Desa Batu Beriga.
Menurutnya, sekitar 5 tahun yang lalu, masyarakat Batu Beriga pernah datang ke kantor DPRD untuk unjuk rasa.
"Kami enggak mau tambang di laut ini," tegas Arzi.
Oleh karena itu, dirinya mempertanyakan dimana suara anggota dewan untuk rakyat.
"Apakah tiap tahun dewan ke desa kami ini hanya mau suara," tambahnya.
Selain itu, dirinya pun turut mempertanyakan dinas-dinas terkait yang memberikan perizinan pertambangan di laut Batu Beriga.
"Mana mereka tidak ada nampak-nampak di hadapan masyarakat," ungkapnya.
Emak-emak Ikut Bersuara
Kekesalan masyarakat Desa Batu Beriga yang menolak adanya pertambangan laut turut dirasakan oleh kalangan emak-emak.
Dengan lantang, kalangan emak-emak tersebut berteriak menolak adanya rencana operasi pertambangan laut di wilayah mereka, Kamis (8/9/2023).
Misalnya yang diungkapkan oleh Wazi, salah seorang emak-emak yang menyebut bahwa pada intinya masyarakat tidak setuju dengan adanya pertambangan laut.
"Kami nih yang (masyarakat) kecil-kecil makan di situlah (laut Beriga-red). Kami enggak ada pak nerima gaji belasan juta kayak orang," ungkap Wazi.
Kata dia, sejak dulu masyarakat Desa Batu Beriga sudah berprofesi sebagai nelayan sehingga tidak terima dengan adanya pertambangan laut.
"100 persen kami masyarakat tidak setuju pokoknya," terangnya.
Lebih lanjut, meski hanya berprofesi sebagai nelayan, banyak masyarakat setempat yang bisa bertahan hidup, bahkan bisa menguliahkan anak-anaknya.
Oleh karena itu, dirinya berharap agar PT. Timah jangan mengusik wilayah Batu Beriga, karena itu adalah sumber mata pencarian utama mereka.
"Sudah dari dulu kami ini nyari makan disitu. Kami enggak mau laut kami nih nanti keadaannya kayak yang sudah-sudah," ungkapnya.
Senada, Lusi, emak-emak lainnya juga ikut bersuara keras memprotes adanya rencana pertambangan laut tersebut.
Dirinya menyindir pemerintah yang selama ini seolah tidak peduli dengan laut Batu Beriga. Padahal kata dia, setiap ada acara, banyak pejabat yang datang meminta hasil laut mereka.
"Setiap kesini (Desa Bau Beriga-red), nanya ada udang enggak, ada cumi enggak, ada ketam (kepiting-red), ada tenggiri enggak. Tapi giliran sekarang pada kemana. Jadi, jangan minta udang dan cuminya aja, tapi lautnya mau ditambang," ucap dia.
Apalagi menurutnya, jika pertambangan laut itu benar-benar dilakukan, yang merasakan manfaatkan hanya orang-orang kaya saja.
"Nanti kalau ditaruh kapal isap disitu, orang lain yang kaya, bukan masyarakat sini. Biarlah begitu laut itu, itulah kinceng (periuk-red) nasi kami," ungkap Lusi.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Tolak Pertambangan Laut, Masyarakat Batu Beriga Sindir Anggota Dewan Datang Hanya Untuk Minta Suara, https://bangka.tribunnews.com/2023/09/08/tolak-pertambangan-laut-masyarakat-batu-beriga-sindir-anggota-dewan-datang-hanya-untuk-minta-suara?page=all.