SONORABANGKA.ID - Adalah Kecelakaan truk akibat rem blong kembali terjadi. Kali ini di Bawen, Kabupaten Semarang, satu unit truk menabrak belasan pengendara di lampu merah setelah mengalami rem blong.
Kejadian tersebut terjadi Sabtu (23/9/2023) sore hari sekitar pukul 18:34 waktu setempat. Bermula ketika truk bernomor polisi AD 8911 IA melaju dari arah Bawen ke Salatiga.
Setelah keluar tol Bawen, tiba-tiba rem truk mengalami kendala. Saat pedal rem diinjak laju kendaraan tidak dapat melambat, sehingga truk terus melaju dan menabrak beberapa pengendara yang sedang berhenti di lampu merah pertigaan.
Seperti yang diketahui, medan jalan Exit tol Bawen ini memiliki turunan panjang yang berujung di lampu merah pertigaan. Sehingga, kondisi tersebut memperparah kecelakaan.
Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Achmad Wildan, pernah mengatakan kemiringan medan jalan sangat menentukan kemampuan rem pada kendaraan berat seperti truk dan bus.
“Lebih dari 90 persen kecelakaan rem blong bus dan truk terjadi di jalan menurun, hal ini dipengaruhi oleh geometric jalan,” ucap Wildan, Senin (5/12/2022) dalam sebuah Webinar ‘Fenomena Rem Blong dan Fakta Kecelakaan Bus & Truk’ di ITS.
Wildan mengatakan kondisi jalan yang halus dan lebar menjadi semacam buah simalakama karena semakin bagus kondisi jalan tingkat kecelakaan semakin tinggi.
Pengemudi menjadi lebih leluasa untuk memacu kendaraan, sehingga prosedur yang benar saat melewati jalan menurun menjadi terabaikan, padahal rem blong terjadi tidak bisa terprediksi.
“Rem blong bisa terjadi secara tiba-tiba setelah rem utama digunakan cukup berat, panas akan terkalkulasi dan mencapai batasnya pada titik tertentu,” ucap Wildan.
Dia mengatakan jika pengemudi senantiasa waspada dan tidak melanggar prosedur yang sudah ada maka kecelakaan akan lebih bisa terhindari.
“Sebagian besar penyebab rem blong pada bus dan truk di jalan menurun karena pengemudi melanggar prosedur, bukan karena ada masalah pada sistem rem utama,” ucap Wildan.
Menurut Wildan, rem blong ini ada banyak macamnya yakni vapour lock, brake fading dan tekor angin. Semua itu bisa terjadi ketika rem utama dipaksakan beroperasi lebih dari kapasitasnya. Padahal, rem utama tidak disarankan digunakan ketika memasuki kawasan jalan menurun.
“Pahami prosedur melewati jalan menurun, pakai gigi rendah sebelum memasuki kawasan jalan menurun, ketika itu diterapkan maka kecelakaan akan lebih bisa terhindari,” ucap Wildan.
Menurut Wildan dengan mengandalkan gigi rendah dan fitur semacam exhaust brake maka kerja kampas rem akan lebih ringan sehingga rem tidak akan cepat mengalami panas. Terlebih lagi truk dan bus memiliki beban yang lebih berat dari kendaraan biasa.
Nah, itu tadi rumus saat melibas jalan menurun yakni tidak mengandalkan rem utama jika tidak benar-benar dibutuhkan, tapi pakai gigi rendah dan exaust brake untuk mengandalkan engine brake.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Belajar dari Kecelakaan Truk Bawen, Ingat Rumus Mengerem di Turunan", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2023/09/24/090100815/belajar-dari-kecelakaan-truk-bawen-ingat-rumus-mengerem-di-turunan?page=all#page2.