“Normalnya frekuensi BAB itu sebenarnya bersifat individual,” ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (29/9/2023).
Justru jika seseorang mengalami peningkatan frekuensi BAB, menurutnya bisa menjadi pertanda buruk.
“Orang yang biasa BAB dua hari sekali, kemudian tiba-tiba menjadi tiga sampai empat kali dalam sehari, maka hal tersebut tidak biasa dan harus dicari masalahnya dari BAB yang tidak rutin tersebut,” kata dia..
Dampak dari BAB yang tidak rutin
Sumardi menjelaskan, BAB yang tidak rutin dapat menyebabkan ambeien atau wasir. Terlebih jika frekuensi BAB semakin jarang maka dampaknya semakin cepat muncul.
“Dalam istilah kita (kedokteran), hemoroid atau BAB yang keras dapat melukai dubur dan berdarah,” ungkapnya.
Jika hal tersebut sering terjadi, lama kelamaan akan terjadi kerusakan pada dubur.
“Kemudian menjadi benjolan, berdarah, kadang sampai bernanah karena BAB itu mengandung bakteri-bakteri,” jelasnya.
Penyebab BAB tidak rutin
Sumardi mengatakan, ada beragam faktor yang menjadi penyebab BAB tidak rutin. Salah satunya yakni kebiasaan tempat BAB.
“Orang yang biasa sehari-hari BAB di rumah, kemudian kerja di kantor, suatu saat dia dapat tugas keluar kota, kadang ada yang terganggu BAB-nya,” ungkapnya.
Di sisi lain, penyebab BAB tidak rutin lainnya adalah faktor makanan.
Hal itu dikarenakan makanan yang tidak cocok dengan pencernaan seseorang bisa menyebabkan diare dan BAB-nya tidak rutin.
Bila ingin BAB lancar, seseorang disarankan mengonsumsi buah-buahan yang tinggi serat seperti mangga dan apel.
“Selain makanan, minuman yang mengandung kafein juga merangsang gerakan usus besar sehingga dapat memudahkan frekuensi BAB,” tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berapa Kali BAB Dikatakan Normal? Ini Penjelasan Dokter", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2023/10/01/130000965/berapa-kali-bab-dikatakan-normal-ini-penjelasan-dokter?page=all#page2.