Namun bila anak sudah bisa ditinggal, kamu bisa menitipkannya dulu ke pengasuh atau pasangan, lalu mengambil waktu untuk me time.
2. Komunikasikan dengan Keluarga
Jika kamu merasa touched out, jangan takut untuk memberi tahu anggota keluarga yang lain, entah pasangan atau orang tua.
Tidak perlu malu, karena semakin cepat anak dan pasangan mengetahui kebutuhanmu, maka semakin baik.
Bicaralah dengan pasangan tentang perasaanmu dan buatlah rencana kegiatan yang bisa membantumu mengurangi kontak fisik dengan anak.
"Orang dewasa perlu berkomunikasi satu sama lain tentang kebutuhan dan harapan satu sama lain dan dengan anak-anak mereka, dan memiliki pemikiran yang sama. Itulah kunci sebenarnya menuju kebahagiaan," ungkap Mary.
"Jika pasangan tidak saling mendukung, anak-anaklah yang akan menanggung akibatnya," imbuhnya.
3. Alihkan Sentuhan ke Hal Lain
Pikirkan untuk mengalihkan sentuhan ke hal lain di mana kamu bisa mendapatkan keuntungan dari sana.
Misalnya, kamu bisa pergi untuk pijat, ke salon, atau melakukan perawatan tubuh lainnya.
Fokuskan bahwa sentuhan yang kamu dapatkan tidak akan menguras tenaga, tapi justru mengembalikan kebugaran tubuhmu.
4. Singkirkan Ekspektasi yang Tidak Realistis
Percayalah tidak ada manusia yang sempurna. Jadi, singkirkan ekspektasimu yang tidak realistis.
Kamu tidak bisa memberikan 100 persen waktumu untuk anak dan pasangan, tapi mengabaikan diri sendiri.
Bersikap baiklah pada diri sendiri, validasi perasaan tidak nyamanmu dan komunikasikan dengan pasangan.
Dengan begitu meski tidak memberi 100 persen, kamu bisa membagi sesuai porsi dan kebutuhan anak maupun pasangan.
Dan pastinya, kamu juga tidak akan mengabaikan kebutuhan diri sendiri.
Jadi, itulah beberapa cara mengatasi kondisi touched out. Semoga berguna, ya.
Artikel ini telah terbit di https://www.parapuan.co/read/533912886/4-cara-mengatasi-touched-out-akibat-kontak-fisik-berlebihan-dengan-anak?page=all