Leboh lanjut Hardi mengatakan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan pengemudi dalam kondisi tersebut.
“Pertama, siram radiator dengan air bila perlu, biarkan motor fan atau kipas radiator beroperasi sampai mati dengan sendirinya, boleh juga memeriksa volume air radiator di tangki cadangan, bila kurang bisa ditambah” ucap Hardi.
Bila tak ada masalah, sistem pendingin mesin akan tetap mempercepat pendinginan karena kipas yang masih berputar.
Sedangkan bila kenaikan suhu ternyata disebabkan oleh kerusakan pada sistem pendingin, maka suhu mesin cenderung naik.
Seperti misal radiator mengalami pecah, kipas radiator tidak berputar, air radiator habis dan sebagaiya maka dipastikan suhu akan naik lebih ekstrem hingga menyentuh level penuh.
“Jika sistem pendingin sudah tidak normal atau ada kerusakan secara visual, maka tidak ada gunanya mempertahankan mesin tetap hidup, itu justru akan memperparah kerusakan mesin, sehingga mesin bisa dimatikan,” ucap Hardi.
Bisa atau tidaknya melanjutkan perjalanan, menurut Hardi tergantung level kerusakannya. Jika masalah overheat hanya soal beban berat, sedangkan sistem pendingin masih normal maka setelah suhu stabil bisa melanjutkan perjalanan.
“Jika ada kerusakan pada sistem pendingin, maka mobil tidak bisa dipaksakan, solusinya adalah mobil di-towing untuk dibawa ke bengkel atau memanggil mekanik untuk menanganinya di lokasi,” ucap Hardi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pertolongan Pertama saat Mobil Mengalami Overheat", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2023/10/28/094200115/pertolongan-pertama-saat-mobil-mengalami-overheat?page=all#page2.