“Menggunakan APAR pun ada caranya, kalau bisa kap mesin depan jangan dibuka, cukup buka kunci kap mesin dari dalam kabin. Karena kalau kap mesin terbuka secara penuh, akan mensuplai oksigen lebih banyak, sehingga api bisa tambah besar. Jadi kita menyemprot APAR lewat sela-sela saja,” ucap Marcell, belum lama ini kepada Kompas.com.
Sementara itu, Kasektor Pemadam Kebakaran (Damkar) Sudin Penanggulangan dan Penyelamatan Jakarta Pusat Unggul Wibowo mengatakan, meskipun pada bantuan pertama telah menggunakan APAR, namun harus tetap menggunakan air saat memadamkan api pada mobil yang terbakar.
“Memadamkan api menggunakan air itu caranya di sabet atau di pecut pada mobil yang terbakar. Kalau air yang disiram itu hanya statis saja berbahaya,” ucap Unggul.
Unggul melanjutkan, bila sumber kebakaran pada mobil kebanyakan kasusnya disebabkan karena korsleting listrik. Sementara itu air adalah penghantar listrik yang dapat membuat siapa saja tersengat.
Maka dari itu, memadamkan api menggunakan air dengan cara di sabet pada sumber kebakaran akan membuat aliran listrik terputus. Ini akan mencegah orang yang memadamkan api tersengat arus listrik.
“Memadamkan api menggunakan air dengan cara ini akan melindungi petugas kami atau orang lain yang memadamkan kebakaran pada mobil. Dengan begitu tidak akan tersetrum karena aliran listrik yang ada di air,” kata Unggul.
Namun, untuk mencegah kebakaran pada mobil semakin besar, Unggul menyarankan agar setiap pemilik mobil wajib memiliki APAR di dalam kendaraannya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Video Angkot Terbakar di SPBU, Begini Cara Tepat Memadamkan Api", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2023/11/02/154100815/video-angkot-terbakar-di-spbu-begini-cara-tepat-memadamkan-api?page=all#page2.