Sosok Bung Tomo, pahlawan nasional Indonesia dan sebagai orator saat pertempuran 10 November
Sosok Bung Tomo, pahlawan nasional Indonesia dan sebagai orator saat pertempuran 10 November ( Kolase Foto: pahlawancenter.com/Tribunnews.com )

Sosok Bung Tomo Pahlawan Nasional Indonesia, Jadi Orator Pertempuran 10 November!

7 November 2023 08:28 WIB

SonoraBangka.id - Diketahui, sosok Bung Tomo adalah pahlawan nasional Indonesia dan sebagai orator saat pertempuran 10 November 1945.

Bung Tomo sukses berperan sebagai orator serta membakar semangat arek-arek Suroboyo untuk melawan kembalinya penjajah.

Peristiwa itu dikenal sebagai pertempuran 10 November 1945 yang diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Melansir Tribunnews.com, minat Bung Tomo pada bidang jurnalisme, hingga perjuangan saat bertempur di Surabaya pada 10 November 1945.

Dikutip dari perpustakaan.setneg.go.id, berikut kehidupan Bung Tomo, hingga perjuangan beliau saat pertempuran Surabaya 10 November 1945:

Bung Tomo dibesarkan dalam keluarga kelas menengah, dan juga keluarga yang sangat menghargai dan menjunjung tinggi pendidikan.

Ayah Bung Tomo bernama Kartawan Tjiptowidjojo yang merupakan seorang kepala keluarga dari kelas menengah.

Beliau pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan, sebagai staf pribadi di sebuah perusahaan swasta, sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, dan pegawai kecil di perusahan ekspor-impor Belanda.

Bung Tomo suka bekerja keras untuk memperbaiki keadaan agar menjadi lebih baik. 

Saat beliau berusia 12 tahun, ketika ia terpaksa meninggalkan pendidikannya di MULO, Bung Tomo melakukan berbagai pekerjaan kecil-kecilan untuk mengatasi dampak depresi yang melanda dunia saat itu.

Belakangan ia menyelesaikan pendidikan HBS-nya lewat korespondensi, namun tidak pernah resmi lulus.

Di usia muda Bung Tomo aktif dalam organisasi kepanduan atau KBI.

Bung Tomo kemudian bergabung dengan KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia).

Sutomo menegaskan bahwa filsafat kepanduan, ditambah dengan kesadaran nasionalis yang diperolehnya dari kelompok ini dan dari kakeknya, merupakan pengganti yang baik untuk pendidikan formalnya.

Pada usia 17 tahun, Bung Tomo menjadi terkenal di saat sukses menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda.

Ia pernah bekerja sebagai wartawan lepas pada Harian Soeara Oemoem di Surabaya pada tahun 1937.

Setahun kemudian, ia menjadi Redaktur Mingguan Pembela Rakyat serta menjadi wartawan dan penulis pojok harian berbahasa Jawa, Ekspres, di Surabaya pada tahun 1939.

Pada masa pendudukan Jepang, Bung Tomo bekerja di kantor berita tentara pendudukan Jepang,

Domei, bagian Bahasa Indonesia untuk seluruh Jawa Timur di Surabaya pada tahun 1942-1945.

Saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dikumandangkan, beliau memberitakannya dalam bahasa Jawa bersama wartawan senior Romo Bintarti untuk menghindari sensor Jepang.

Selanjutnya, beliau menjadi Pemimpin Redaksi Kantor Berita Antara di Surabaya.

Perjuangan Pertempuran Surabaya 10 November 1945

Pada 1944 ia menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru yang disponsori Jepang, hampir tak seorang pun yang mengenal Bung Tomo.

Akan tetapi, semua ini mempersiapkan Bung Tomo untuk menjalankan peranannya yang sangat penting.

Pada 19 September 1945 sebuah insiden terjadi di Hotel Yamato, Surabaya.

Sekelompok orang Belanda memasang bendera mereka.

Hal tersebut, membuat rakyat marah.

Seorang Belanda tewas dan bendera merah-putih-biru itu diturunkan.

Bagian biru dirobek, tinggal merah-putih, yang langsung dikibarkan.

Di Jakarta, pasukan Sekutu datang pada 30 September 1945.

Para serdadu Belanda ikut rombongan.

Bendera Belanda berkibar di mana-mana.

Saat itu, Bung Tomo masih berstatus wartawan kantor berita ANTARA.

Selain itu, Bung Tomo juga kepala bagian penerangan Pemuda Republik Indonesia (PRI), organisasi terpenting dan terbesar di Surabaya pada saat itu.

Di Jakarta, Bung Karno meminta para pemuda untuk menahan diri, tak memulai konfrontasi bersenjata.

Bung Tomo kembali ke Surabaya. "Kita (di Surabaya) telah memperoleh kemerdekaan, sementara di ibukota rakyat Indonesia terpaksa harus hidup dalam ketakutan," katanya seperti dicatat sejarawan William H. Frederick dari Universitas Ohio, AS.

Pada Oktober dan November 1945, Bung Tomo menjadi salah satu Pemimpin yang sangat penting.

Hal tersebut dikarenakan, beliau sukses menggerakkan dan membangkitkan semangat rakyat Surabaya, yang pada waktu itu Surabaya diserang habis-habisan oleh pasukan Inggris yang mendarat untuk melucutkan senjata tentara pendudukan Jepang dan membebaskan tawanan Eropa.

Pada 9 November, saat dikeluarkannya ultimatum yang ditunjukkan kepada para staf Gubernur Soerjo yang berbunyi:

- Pertama, seluruh pemimpin rakyat Surabaya harus menyerahkan diri paling lambat pukul 18.00 di hari itu dengan tangan di atas kepala.

- Kedua, seluruh senjata harus diserahkan.

Lalu, pembunuh Mallaby menyerahkan diri.

Apabila kedua hal itu diabaikan, Sekutu akan mulai menyerang pada pukul 06.00 keesokan harinya.

Seperti ultimatum terdahulu, pamflet berisi ultimatum disebar lewat udara.

Apabila tidak diikuti, pada 10 November mulai pukul 06.00, Inggris akan mulai menggempur.

Nah, di pertempuran di Surabaya, 10 November 1945, Bung Tomo tampil sebagai orator ulung di depan corong radio, membakar semangat rakyat untuk berjuang melawan tentara Inggris dan NICA-Belanda.


Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Sosok Bung Tomo, Pahlawan Nasional Indonesia yang Jadi Orator Pertempuran 10 November, https://bangka.tribunnews.com/2023/11/07/sosok-bung-tomo-pahlawan-nasional-indonesia-yang-jadi-orator-pertempuran-10-november?page=all.

SumberBangkapos.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm