Perlu dilakukan diagnostik seperti CT-Scan Kepala atau MRI Kepala untuk membedakan apakah pasien mengalami stroke perdarahan atau stroke penyumbatan.
Dr. Peter dalam sesi wawancara juga menyinggung tentang pentingnya mengevaluasi faktor resiko terhadap kejadian stroke, seperti hipertensi, diabetes melitus, kolesterol tinggi, merokok, atau gangguan irama jantung.
Untuk itulah dalam upaya menangani stroke ini, RS Siloam TB Simatupang menerapkan protokol penanganan stroke dan merealisasikan ‘Stroke Ready Hospital’ dalam pelayanannya.
Apa itu ‘Stroke Ready Hospital’
‘Stroke Ready Hospital’ adalah konsep yang dikembangkan sejak sekitar 2011 di mana penanganan pasien stroke sudah dimulai sejak pra-rumah sakit.
Lebih lanjut, dokter yang merupakan lulusan pendidikan spesialis saraf Universitätsklinikum Giessen Jerman, ini menjelaskan beberapa langkah yang dilakukan dalam konsep ‘Stroke Ready Hospital’.
Pertama, Fase pre-hospital, fase ini dimulai saat ambulans yang dilengkapi tenaga medis menjemput pasien di tempat kejadian. Pada fase ini dilakukan pengumpulan data riwayat medis dan stabilisasi kondisi pasien selama penjemputan sampai tiba di rumah sakit.
Kedua, Fase hospital, setibanya di rumah sakit, dokter IGD akan melakukan evaluasi dan diagnosis jenis stroke serta penanganan yang tepat.
Pada kasus stroke sumbatan yang masih dalam periode ‘Golden Hour’, yaitu masih kurang dari 4,5 jam sejak mulainya gejala stroke, akan segera dipersiapkan untuk dilakukan trombolisis.
Penilaian kelayakan untuk dilakukan trombolisis akan ditentukan berdasarkan protokol trombolisis yang berlaku di RS Siloam TB Simatupang.
Sebaliknya, bila pasien mengalami stroke perdarahan, konsultasi dengan Dokter Spesialis Bedah Saraf akan dilaksanakan segera untuk penilaian indikasi operasi.
Ketiga, Fase perawatan, pasien kemudian dirujuk ke ruang perawatan, dalam hal ini di RS Siloam TB Simatupang telah dilengkapi dengan fasilitas ruangan stroke unit, yang dirancang khusus dan memiliki tenaga medis yang kompeten dan cekatan, serta peralatan medis yang memadai.
Keempat, Fase Post Hospital, disediakan layanan home care untuk pelayanan dan perawatan pasien setelah stabil dan rawat jalan selama kurang lebih 1-3 bulan.
Jadi, itulah beda penanganan stroke di rumah sakit biasa dengan Stroke Ready Hospital.
Artikel ini telah terbit di https://nova.grid.id/read/053950306/jangan-sampai-nyesel-ini-beda-penanganan-stroke-di-rumah-sakit-biasa-dengan-stroke-ready-hospital?page=all