SONORABANGKA.ID - Pasokan aneka cabai diperkirakan akan meningkat menyusul panen dari beberapa kabupaten yang telah berlangsung dari Oktober 2023 dan diperkirakan hingga Januari 2024. Secara total, hasil panen diperkirakan mencapai 24 ton dan diharapkan dapat membantu menekan tendensi kenaikan harga cabai belakangan ini.
Berdasarkan pemantauan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kep. Bangka Belitung (KPwBI Babel), setidaknya terdapat kelompok tani di 3 kabupaten yang telah memulai panen, yakni: Kelompok Tani (Poktan) Pelita Bangka, Gabungan Kelompok Petani Belitung Timur; dan Kelompok Tani Dukong Jaya Mandiri Belitung.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Faturachman, Kamis (30/11), mengatakan luas panen cabai bulan Oktober – November 2023 seluas 2,3 hektar (ha) menghasilkan total 24 ton cabai dengan produktivitas rata-rata 11 ton/ha. Hasil panen cabai merah tersebut diharapkan dapat membantu memperkuat pasokan cabai merah lokal sehingga stabilitas harga cabai merah kembali terjaga di Bangka Belitung.
“Panen cabai diperkirakan akan berlangsung hingga Januari 2024. Pondok Pesantren At-Toybah di Kabupaten Bangka, yang juga menjadi mitra KPwBI Babel sejak 2022, akan memasuki periode panen di lahan panen seluas 0,6 ha dengan potensi produksi 7 ton cabai merah,” katanya.
Tendensi kenaikan harga aneka cabai terjadi sejak Agustus 2023, yang disebabkan berkurangnya hasil panen di daerah sentra akibat musim kemarau yang berkepanjangan sejalan dengan fenomena El-Nino.
“Kenaikan harga cabai juga terjadi secara nasional. Per 30 November 2023, rata-rata harga cabai di Bangka Belitung tercatat sebesar Rp93.750/kg, sedangkan di nasional tercatat sebesar Rp70.600/kg,” ujarnya.
Ia mengatakan, BI Bangka Belitung akan terus bersinergi dengan Pemerintah Daerah mendorong produksi pangan lokal untuk menurunkan ketergantungan terhadap pasokan dari luar daerah.
Ia menyebutkan, aneka pangan yang terus didorong dari sumber local antara lain komoditas cabai merah, cabai rawit, bawang merah, kangkung sayur mayur, padi, dan ikan budidaya.
“Sejalan dengan hal tersebut, untuk memperkuat sinergi dan inovasi program pengendalian inflasi, khususnya komoditas cabai, Bank Indonesia juga bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam program implementasi best practice pengembangan klaster ketahanan pangan, gerakan budidaya pangan mandiri, pemanfaatan pupuk organik dan penguatan kapasitas petani melalui capacity building,” ujarnya.