Bagikan :
Ia mengatakan seorang caleg gagal bisa saja berpotensi mengalami stress hingga gangguan kejiwaan.
Seseorang caleg gagal meraih keinginannya tentu akan dimulai dengan rasa kecewa.
Kemudian mengalami sedih yang berkepanjangan, depresi, hingga mengalami gangguan kejiawaan.
Biasanya, caleg yang gagal dan memasuki fase gangguan kejiwaan memiliki riwayat klinis tertentu seperti masalah emosional, kepribadian ataupun tekanan psikologis lainnya.
"Jadi dalam prosesnya, bukan berarti ikut menjadi caleg kemudian gagal langsung menjadi stress ataupun gila," kata Melly Triani, Jumat (1/12/2023).
Gagal dalam kontestasi pemilu hanyalah trigger atau pemicu seseorang mendadak mengalami gangguan jiwa karena tidak sesuainya harapan dan kenyataan yang diterima seseorang.
Semakin tinggi harapan maka semakin besar pula emosi negatif yang dirasakan dan responsibility akan semakin ekstrem.
"Selama saya berpraktek hanya satu pasien yang konsultasi terkait stress karena gagal menjadi caleg, namun hal itu masih taraf sedang dan masih bisa dilakukan intervensi psikologi," katanya.
Untuk mencegah terjadinya stress tersebut, Melly Triani menyampaikan banyak cara agar tidak mengalami gangguan kejiwaan, tentunya harus memiliki mental health yang baik.
Nah, hal ini bisa dilakukan dengan membiasakan diri berfikir positif, melakukan hoby ataupun berolahraga, mengapresiasi diri dengan memberikan reward buat diri sendiri, menjalin relasi yang positif, melatih kemampuan problem solving, mempunyai pengaturan waktu yang baik untuk istirahat, bekerja dan bersosialisasi.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Cerita Psikolog Tangani Caleg Gagal yang Stress, Berikan Tips Agar Tak Mengalami Gangguan Kejiwaan, https://bangka.tribunnews.com/2023/12/02/cerita-psikolog-tangani-caleg-gagal-yang-stress-berikan-tips-agar-tak-mengalami-gangguan-kejiwaan?page=all.
