SONORABANGKA.ID - Adalah Rem blong masih menjadi momok yang menakutkan bagi pengendara skutik saat melibas turunan curam dan panjang.
Jika salah antisipasi maka risiko terburuknya adalah kecelakaan. Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Achmad Wildan mengatakan ada istilah brake fading dalam kejadian rem blong yakni kampas menyublim akibat panas.
“Jenis rem blong ini kerap didapati pada motor skutik karena motor tersebut dibekali kopling otomatis untuk menyambung dan memutus putaran mesin dengan transmisi, sehingga engine brake mudah hilang,” ucap Wildan kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan, motor matik memiliki mekanisme mesin yang sulit untuk melakukan engine brake. Pasalnya, ketika tuas gas skutik dilepas, maka kondisi transmisi benar-benar kembali pada posisi netral.
“Banyak pengendara motor matik ketika melewati turunan akan menurunkan tuas gas, sehingga mesin hanya berputar idle, padahal posisi ini sangat berbahaya karena laju motor matik akan semakin kencang, terdorong oleh gaya gravitasi,” ucap Wildan.
Berbeda dengan motor manual yang bisa melakukan engine brake dengan memasukkan transmisi ke gigi rendah. Sementara motor matik untuk mempertahankan percepatan rendah justru harus menarik tuas gas sedikit menurut Wildan.
Jika gas dilepas, transmisi otomatis akan netral, sehingga pengendara hanya akan mengandalkan rem utama saja, tidak ada engine brake, ujung-ujungnya kampas panas dan blong,” ucap Wildan.
Head Of Safety Riding Wahana Makmur Sejati Agus Sani menyarankan, untuk tidak menutup gas secara penuh untuk melewati kontur jalan menurun.
"Jangan tutup gas semua. Tahan gas sedikit, supaya masih ada daya mesin, tujuannya supaya motor matik mendapat engine brake seperti pada motor sport atau bebek," kata Agus kepada Kompas.com, Sabtu (23/12/2023).
"Gunakan rem depan dan belakang juga untuk menahan agar motor tidak nyelonong," kata Agus.