SonoraBangka.ID - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan tak menampik bahwa saat ini beras premium sulit ditemukan di ritel modern.
Hal itu dijelaskan dia lantaran peritel enggan membeli atau memesan beras premium dari produsen beras lantaran harganya tinggi yang sudah mencapai Rp 80.000 kemasan 5 kilogram. Sementara di sisi lain peritel harus menjual ke konsumen sesuai dengan harga eceren tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah yakni Rp 69.900.
"Premium enggak diambil (peritel) karena harganya tinggi Rp 72.000 per 5 kilogram, juga ada sampai Rp 80.000. Sementara HET Rp 69.500 maka ritel modern tidak menjual premium, enggak masuk hitungannya," ujarnya saat mengunjungi ritel Transmart Kota Kasablanka di Jakarta, Senin (19/2/2024).
Sementara ihwal mengapa harga beras tinggi saat ini, kata dia, adalah karena stok beras di Tanah Air berkurang lantaran adanya gagal panen akibat dari kemarau panjang El Nino.
"Biasanya kan kita panen di Desember atau Januari, ini mundur ke bulan Maret. Sehingga ini yang membuat stok kurang dan harga menjadi tinggi," kata Zulhas.
Namun, lanjut dia, masyarakat sudah memiliki opsi untuk membeli beras sesuai HET dengan membeli beras SPHP dari Bulog. Beras SPHP sendiri dibanderol Rp 54.500.
Sebelumnya, Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) tak menampik bahwa stok beras di ritel mulai berkurang bahkan cenderung kosong.
Ketua Aprindo Roy Mandey menjelaskan, hal itu lantaran ada sebagian pengusaha ritel yang memilih untuk berhenti memesan beras dari produsen beras lantaran harganya yang semakin tinggi di atas Harga Eceren Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Dia menyebutkan, untuk beras premium saja sudah dibanderol Rp 16.000 sementara HET beras premium Rp 13.900. Belum lagi di sisi lain, para produsen beras mengeluhkan stok beras yang diolah mulai berkurang.
"Sudah sepekan ini beras itu berangsur kurang. Kemudian kita purchasing order (PO) atau kita pesan ke produsen eh malah harganya tinggi,” ujar Roy, Sabtu (10/2/2024).
Sementara kalau peritel membeli harga tinggi dan harus melepas sesuai HET ke konsumen, peritel rugi kan, siapa yang mau nombok. Jadi memang ada yang memilih untuk menyetop pembelian atau pemesan beras dari produsen beras sehingga suplai di ritel memang sedikit atau kosong,” sambungnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mendag Zulhas Ungkap Biang Kerok Beras Premium Langka di Ritel Modern", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2024/02/19/133000226/mendag-zulhas-ungkap-biang-kerok-beras-premium-langka-di-ritel-modern.