Stigma masyarakat
Tak hanya itu, Yejin mengungkapkan bahwa perempuan yang menjadi orang tua tunggal juga dianggap buruk oleh masyarakat umum.
Dia juga memiliki ketakutan ketika menikah dan harus mengambil cuti untuk memiliki anak, hal itu bisa berisiko untuk tidak dapat kembali bekerja.
“Ada tekanan tersirat dari perusahaan bahwa ketika kami mempunyai anak, kami harus meninggalkan pekerjaan kami,” ucap Yejin.
Selama hidupnya, Yejin sudah pernah melihat hal ini terjadi pada saudara perempuannya dan dua presenter berita lainnya.
Seorang perempuan berusia 28 tahun yang bekerja sebagai staf Departemen Sumber Daya Manusia (SDM) mengungkapkan, ia pernah melihat orang yang terpaksa keluar dari pekerjaannya atau tidak mendapat promosi setelah mengambil cuti hamil.
Hal ini didukung dengan data bahwa hanya 7 persen laki-laki yang baru memanfaatkan cuti melahirkan, sedangkan 70 persen perempuan akan mengambil cuti yang sama.
Biaya hidup tinggi
Stella Shin (39), pengajar bahasa Inggris untuk anak usia 5 tahun mengaku telah menikah selama 6 tahun.
Namun dia dan suaminya mengaku begitu sibuk bekerja di Seoul, dan menginginkan anak menurutnya menjadi "mustahil".
Dia tidak bisa berhenti bekerja karena biaya sewa apartemen terlalu tinggi.
Stella dan suaminya semakin lama tinggal semakin jauh dari Seoul dan masih belum mampu membeli rumah atau apartemen sendiri.
Tingkat kelahiran di Seoul telah merosot menjadi 0,59, yang terendah di negara tersebut.
Selain biaya sewa rumah, ada biaya pendidikan swasta jika mereka memiliki anak.
Sebuah studi pada tahun 2022 menemukan bahwa hanya 2 persen orang tua yang tidak membayar les.
Sementara 94 persen mengatakan hal tersebut merupakan beban keuangan.
Sebagai guru di salah satu tempat les, Stella menyaksikan orang tua menghabiskan hingga Rp 13,9 juta per anak per bulan.
Banyak dari orang tua tidak mampu membayar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Banyak Wanita Korea Selatan Memilih Tidak Memiliki Anak?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2024/03/04/093000465/mengapa-banyak-wanita-korea-selatan-memilih-tidak-memiliki-anak?page=all#page2.