"Memang bijinya bisa dimanfaatkan secara tradisional untuk beberapa macam pengobatan, cuma konsumsi biji duku tidak langsung ditelan," tuturnya kepada Kompas.com, Rabu (6/3/2024).
Inggrid menjelaskan, biji duku kerap dimanfaatkan sebagai penurun panas atau demam karena kandungan zat antipiretiknya.
Diketahui, zat antipiretik pada biji ini mampu menghambat berkembangnya enzim siklooksigenase.
Enzim siklooksigenase sendiri merupakan enzim yang menjadi perantara naiknya suhu tubuh.
Kalau enzim siklooksigenase dihambat, demam atau suhu tubuh yang tinggi dapat segera turun setelah mengonsumsi makanan yang mengandung zat antipiretik.
Inggrid melanjutkan, biji duku juga sering dikonsumsi sebagai obat cacing pada anak-anak, serta mengatasi luka pada dinding mukosa lambung.
"Itu penggunaan secara tradisional tapi memang penelitiannya masih sangat terbatas," ucapnya.
Tak sengaja menelan biji duku umumnya tidak menimbulkan dampak buruk pada tubuh, bahkan mungkin memberikan manfaat.
Tapi, Inggrid mengingatkan, biji buah ini sebaiknya diolah jika benar-benar ingin dikonsumsi.
"Justru kita makan buah duku, kemudian bijinya dikeringkan," terang dia.
Berikut tata cara mengolah biji duku untuk dikonsumsi:
"Kalau memang tidak kuat sama rasanya yang pahit boleh ditambah madu," kata Inggrid.
Menurutnya, jika sekadar ingin mendapatkan manfaatnya, masyarakat dapat memilih hanya mengonsumsi buah duku.
Sebab, buah duku juga tak kalah bernutrisi, dengan kandungan beragam vitamin dan mineral yang berkhasiat.
"Vitamin C, vitamin A, vitamin B, mineral-mineral seperti fosfor, magnesium, itu sudah ada di dalam buahnya," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kerap Dijadikan Obat Tradisional, Ini Potensi Manfaat Biji Duku", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2024/03/07/073000665/kerap-dijadikan-obat-tradisional-ini-potensi-manfaat-biji-duku?page=all#page2.