Sementara itu, Paulus melanjutkan, takaran pasta gigi untuk anak di bawah usia 3 tahun harus kembali disesuaikan, yakni lebih sedikit dari biji kacang polong.
Ketentuan tersebut sebagaimana dianjurkan oleh Persatuan Dokter Gigi Spesialis Anak Amerika Serikat (AAPD).
"Terutama pada anak-anak, perlu diperhatikan agar jangan terlalu banyak menggunakan pasta gigi karena dapat menyebabkan tertelan," sambungnya.
Menurut Paulus, menggunakan pasta gigi dalam jumlah yang tepat penting untuk menghasilkan jaringan gigi dan mulut yang bersih dan sehat.
Jaringan gigi dan mulut yang bersih artinya mengurangi risiko terkena karang gigi maupun penyakit, seperti karies gigi (gigi berlubang), penyakit radang jaringan penyangga gigi (periodontitis), dan radang gusi (gingivitis).
Pasta gigi mengandung bahan abrasif yang membantu meningkatkan kemampuan sikat dalam membersihkan jaringan gigi dan mulut.
Bahan fluor yang terdapat pada pasta gigi akan menguatkan enamel (email) atau lapisan keras terluar gigi, sehingga lebih resisten terhadap karies gigi.
Pasta gigi juga biasanya mengandung bahan antibakteria untuk menghilangkan bakteri yang terdapat di jaringan gigi dan mulut.
"Aroma yang terdapat pada pasta gigi akan menyebabkan mulut terasa segar dan dapat menghindarinya bau mulut," kata Paulus.
Risiko terlalu banyak atau terlalu sedikit pasta gigi
Tapi, Paulus mengungkapkan, menggunakan terlalu banyak atau terlalu sedikit pasta gigi tentu memiliki risiko masing-masing.
Kalau terlalu banyak, bahan abrasif pasta gigi justru dapat mengikis jaringan enamel dan menimbulkan hipersensitivitas gigi, ditandai dengan gigi mudah terasa ngilu.
Bahan abrasif pada penggunaan pasta gigi yang berlebihan juga dapat memicu resesi jaringan gusi (gum recession), suatu kondisi saat gusi merosot ke bawah dari permukaan gigi.
Tidak cuma itu, menurut Paulus, takaran pasta gigi yang berlebihan seperti memenuhi bulu sikat juga dapat menyebabkan kondisi bernama fluorosis.
"Bila terlalu banyak fluor yang terdapat pada pasta gigi dapat berisiko terjadinya fluorosis, kerusakan gigi karena terlalu banyak mengonsumsi fluor," terangnya.
Sebaliknya, takaran pasta gigi yang terlalu sedikit dapat mengakibatkan pembersihan jaringan gigi dan mulut tidak optimal.
Daya antibakterial yang terkandung dalam pasta gigi pun kemungkinan tidak dapat bekerja dengan baik.
"Kemampuan pasta gigi untuk membantu menghilangkan bau mulut tidak optimal," tutur Paulus.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bukan Sepanjang Bulu Sikat, Ini Takaran Pasta Gigi untuk Cegah Gigi Berlubang", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2024/06/11/073000665/bukan-sepanjang-bulu-sikat-ini-takaran-pasta-gigi-untuk-cegah-gigi?page=all#page2.