Provitamin A sendiri mengacu pada sekelompok senyawa, seperti β-karoten dan β-cryptoxanthin, yang dapat diubah menjadi vitamin A di dalam tubuh.
Akan tetapi Toto juga menyebutkan, di sisi lain karena kol mengandung vitamin C maka jika digoreng maka vitamin C itu akan rusak.
"Jadi tinggal pilih, kalau mentah bisa dapat vitamin C, kalau digoreng bisa dapat vitamin A. Tetapi andai kata menggorengnya dengan minyak yang baik bukan minyak bekas, maka menurut saya akan baik (manfaat)," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (13/6/2024).
Risiko menggoreng kol hingga goreng
Di lain sisi, Toto menjelaskan, apabila kol atau kubis digoreng dengan minyak bekas yang berulang kali digunakan, maka kol goreng dapat menyebabkan risiko pada kesehatan.
"Lain lagi kalau kol digoreng dengan minyak bekas secara berulang, hingga menyebabkan kol tampak gosong bisa menimbulkan karsinogenik," jelas Toto.
"Sebab, bahan-bahan yang dimasak sampai gosong itu cenderung menyebabkan karsinogenik, yang cenderung memicu tumbuhnya kanker. Tetapi ini untuk yang digoreng sampai gosong ya, kalau untuk yang tidak sampai gosong tidak masalah," tambah dia.
Oleh karena itu, ia menyampaikan, bila seseorang mengonsumsi kol goreng, baiknya diimbangi dengan makanan yang kaya akan flavonoid.
Flavonoid merupakan senyawa fitokimia yang terdapat di banyak tanaman, buah-buahan, sayuran, dan daun, yang berpotensi diaplikasikan dalam kimia obat.
Flavonoid memiliki sejumlah manfaat obat, termasuk sifat antikanker, antioksidan, anti-inflamasi, dan antivirus.
"Konsumsi makanan yang mengandung flavonoid baik karena memiliki sifat antikanker, anti peradangan, dan menjadi zat pertahan tubuh yang bagus untuk kesehatan," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Makan Kol Goreng Bisa Picu Kanker? Ini Kata Ahli Gizi UGM", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2024/06/15/070000165/benarkah-makan-kol-goreng-bisa-picu-kanker-ini-kata-ahli-gizi-ugm.