SonoraBangka.ID - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan buka suara terkait wacana kebijakan pengenaan tarif impor sebesar 200 persen terhadap produk dari China.
Luhut menjelaskan, di tengah kondisi global yang "panas", ditandai dengan tensi hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa dengan Tiongkok serta Rusia yang tinggi, Indonesia harus menetapkan kepentingannya, dan tidak sekedar mengikuti negara lain.
"Ini adalah acuan yang sangat penting, karena Indonesia tidak ingin sekadar mengekor negara-negara lain jika hal tersebut bertentangan dengan kepentingan nasional Indonesia," kata dia, dalam keterangannya, dikutip Sabtu (6/7/2024).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut telah memberikan instruksi untuk melakukan perlindungan terhadap industri dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan yang ada dan norma-norma perdagangan internasional yang berlaku, sebagaimana hasil gelaran Rapat Koordinasi Terbats pada 25 Juni lalu.
Salah satu langkah yang diambil adalah penerapan tarif pengamanan atau safeguard tariff untuk beberapa produk tekstil yang sebenarnya sudah diberlakukan dan saat ini sedang dalam perpanjangan periode waktu.
Akan tetapi, Luhut bilang, tarif pengaman itu diberlakukan untuk seluruh barang impor tanpa membedakan asal negara tertentu.
"Saya juga telah berkomunikasi dengan Menteri Perdagangan untuk membahas masalah ini. Kami bersepakat untuk mengutamakan nasional interest kita namun tidak mengabaikan kemitraan dengan negara sahabat," tutur Luhut.
Lebih lanjut Luhut menyebutkan, Jokowi juga meminta untuk memperketat pengawasan atas impor, terutama pakaian bekas atau barang selundupan yang masuk ke Indonesia.
Hal itu diperlukan sebab terdapat indikasi masuknya pakaian bekas dan barang selundupan yang mengganggu pasar dalam negeri.
Adapun penyelidikan terhadap praktik-praktik perdagangan yang tidak fair, seperti dumping, dilakukan terhadap impor dari negara manapun, sehingga tidak hanya terfokus pada China.
"Jadi kita tidak menargetkan negara tertentu, apalagi Tiongkok. Semua langkah diambil berdasarkan national interest kita," kata Luhut.
"Ini perlu dikaji betul-betul supaya kebijakan yang diambil benar-benar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan industri dalam negeri," sambungnya.
Luhut menekankan, China adalah salah satu mitra komprehensif strategis terpenting Indonesia dalam hal perdagangan dan investasi.
Oleh karenanya, pemerintah disebut berkomitmen untuk terus menjaga hubungan baik ini dengan terus berkomunikasi dan berdialog terkait langkah-langkah kebijakan antar kedua negara.
"Kami ingin memastikan bahwa hubungan baik Indonesia dengan negara mitra terus mengedepankan prinsip saling percaya, saling menghargai, dan saling melengkapi," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas mengatakan, pemerintah akan mengenakan bea masuk hingga 200 persen pada produk impor asal China yang membanjiri pasar Indonesia.
Zulhas mengungkapkan, kebijakan itu akan diterapkan pihaknya dalam menyikapi persoalan perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS).
Sejumlah produk impor itu di antaranya pakaian, baja, tekstil, dan lain sebagainya, karena pasar negara-negara Barat menolak produk China tersebut. Nantinya kebijakan bea masuk akan dituangkan dalam Peraturan Mendag (Permendag).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ada Wacana Impor dari China Dikenakan Tarif 200 Persen, Luhut Turun Tangan", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2024/07/06/113000026/ada-wacana-impor-dari-china-dikenakan-tarif-200-persen-luhut-turun-tangan?page=all#page2.