2. Sakit tidak ada teman
Tidak ada orang yang mau jatuh sakit saat liburan, terlebih bila tidak ada teman perjalanan.
Ini bisa diantisipasi dengan membawa kotak P3K yang lengkap.
Tidak kalah pentingnya jaga stamina dan imunitas tubuh. Minum air putih dan vitamin pelengkap.
Jangan lupa baca gejala tubuh. Bila sudah terasa demam atau lelah, jangan dipaksakan.
Lebih baik istirahat seharian dan dari pada sakit lebih parah.
Kenali kelemahan tubuh, misalnya kalau mudah alergi, hindari makanan yang bisa memicu alergi atau diare.
3. Kesepian
Bagi solo traveler kadang sulit menemukan teman mengobrol di perjalanan atau di penginapan.
Agar tidak kesepian, bisa baca buku, melakukan video call, atau menonton.
Sekalipun tipe introvert, jangan hanya bergelung di kamar. Saat di penginapan, coba menjalin pertemanan.
4. Sulit berfoto
Dari dulu sudah ada teknologi tongsis, tetapi kadang ada keinginan berfoto seluruh badan.
Untuk masalah ini bisa minta tolong pelancong lain.
Bila khawatir hasilnya jelek, setting angle dan posisi kamera, tinggal minta seseorang memencet tombolnya.
Alternatif lain, gunakan tongsis dengan model remote.
Jadi bisa meletakkan di satu tempat dan berpose dari jarak jauh.
Cara ini sebaiknya dilakukan di tempat aman, agar ponsel atau kamera tidak disambar pencopet.
5. Berat di ongkos
Dengan solo traveling, sudah pasti tidak bisa berbagi biaya, semua harus ditanggung sendiri.
Misalnya, ongkos kendaraan carteran (mobil, perahu, atau taksi) atau biaya penginapan.
Ini bisa diatasi dengan mengajak sharing solo traveler lain yang ditemui di lokasi wisata.
Kenalan dan ajak mengobrol sehingga betul-betul bisa dipercaya dan bisa berbagi budget.
Bisa juga bergabung dengan open tur di satu tempat wisata untuk rombongan kecil.
Nah, untuk bayarannya biasanya dihitung per kepala sehingga jatuhnya lebih murah.
Artikel ini telah terbit di https://www.kabarbumn.com/ragam/115031977/5-ketakutan-yang-sering-dihadapi-solo-traveler-salah-satunya-kesepian?page=3