Untuk diketahui saat ini Indonesia sedang terjadi penurunan daya beli yang digambarkan dengan turunnya jumlah penduduk kelas menengah, menuju ke garis kemiskinan selama lima tahun terakhir dari 57,33 juta orang menjadi 47,85 juta orang pada 2024 (data BPS).
Sementara itu, berdasarkan data S&P Global, PMI Manufaktur di Indonesia Agustus 2024 tercatat di bawah 50, tepatnya 48,9. Turun dari satu bulan sebelumnya yang mencapai 49,3.
PMI kerap digunakan untuk memahami ke mana arah ekonomi dan pasar serta mengungkap peluang ke depan. Oleh karena itu, negara dengan PMI manufaktur lebih dari 50 dianggap memiliki industri/manufaktur yang berjalan dengan baik/ekspansif.
Maka, kalau nilai PMI manufaktur kurang dari 50, menandakan aktivitas manufaktur sedang tidak baik atau dalam kategori kontraksi.
Penyebab utama memburuknya kesehatan sektor ini adalah penurunan tajam dalam pesanan baru. Bisnis menyoroti bahwa kenaikan harga barang telah menurunkan aktivitas perdagangan (penurunan permintaan).
Pada sektor otomotif, kondisi ini berbanding lurus terhadap penurunan penjualan mobil. Menurut data Gaikindo, total wholesales atau distribusi dari pabrik ke diler selama Januari-Agustus 2024 mencapai 560.619 unit, turun 17,1 persen dari periode sama tahun lalu yang mencapai 675.859 unit.
Sementara penjualan retail juga melemah 12,1 persen pada kurun waktu sama, dari 665.262 unit menjadi 584.857 unit.
"Perlu diketahui, pasar otomotif terbesar di dunia ialah middle-low income," kata Ahli Desain Produk Industri Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus Pasaribu dalam kesempatan terpisah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasar Melemah, Toyota Harap Pemerintah Tunda Kenaikan PPN 12 Persen", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2024/09/10/070200615/pasar-melemah-toyota-harap-pemerintah-tunda-kenaikan-ppn-12-persen.