Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto berencana menaikkan tarif PPN akan dari 11 persen menjadi 12 persen, pada 2025. Hal ini sesuai dalam Undang-Undang tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).
Tapi pada saat yang sama, Indonesia sedang terjadi penurunan daya beli yang digambarkan dengan turunnya jumlah penduduk pada kelas menengah, menuju ke garis kemiskinan selama lima tahun terakhir dari 57,33 juta orang menjadi 47,85 juta orang pada 2024 (data BPS).
Sementara itu, berdasarkan data S&P Global, PMI Manufaktur Indonesia Agustus 2024 juga tercatat di bawah 50, tepatnya 48,9. Turun dari satu bulan sebelumnya yang mencapai 49,3.
Sehingga berdasarkan data Gaikindo, total wholesales atau distribusi mobil baru dari pabrik ke diler selama Januari-Agustus 2024 mencapai 560.619 unit, turun 17,1 persen dari periode sama tahun lalu yang mencapai 675.859 unit.
Sementara penjualan retail juga melemah 12,1 persen pada kurun waktu sama, dari 665.262 unit menjadi 584.857 unit.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ancaman Stagflasi Industri Otomotif, Toyota Minta Tunda Kenaikkan PPN", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2024/10/24/072200715/ancaman-stagflasi-industri-otomotif-toyota-minta-tunda-kenaikkan-ppn.