"Kami menemukan bahwa waktu penggunaan tablet anak berkontribusi pada peningkatan ekspresi kemarahan dan frustrasi, dan bahwa ekspresi emosional kemarahan/frustrasi yang
lebih besar kemudian mengarah pada penggunaan tablet yang lebih banyak, dengan demikian, mungkin menyebabkan siklus dari waktu ke waktu," tulis para peneliti dalam studi yang diterbitkan di jurnal Jama Pediatrics.
Membatasi kecanduan waktu layar anak bisa dimulai dengan meregulasi waktu layar dari orang tua karena dapat berpengaruh pada anak.
Waktu layar orang tua tanpa sadar adalah faktor prediktor kuat terhadap perilaku waktu layar anak sehingga orang tua bisa mulai meregulasi waktu layarnya sendiri dengan
mulai mengurangi penggunaan gawai di depan anak.
Ketua UKK tumbuh kembang pediatri sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. Dr. dr. Ahmad Suryawan Sp.A(K) mengingatkan upaya membatasi waktu layar, ternyata tidak
serta merta memperbaiki gangguan perkembangannya dengan cepat, namun butuh waktu untuk bisa membaik 1-2 tahun ke depan.
"Waktu layar yang berlebih bisa memicu anak mengalami obesitas atau peningkatan indeks masa tubuh di usia selanjutnya. Faktor paparan gawai saat jam makan juga menyumbang penambahan indeks masa tubuh anak secara signifikan yang berakibat obesitas," ujarnya.
Orang tua dan orang dewasa di sekitar perlu menyadari, selain ancaman kesehatan mental dan fisik anak, terdapat ancaman lebih mengerikan dari pemakaian waktu layar berlebih terhadap anak-anak berkaitan dengan kejahatan dunia maya.
Ancaman ini mencakup perundungan dan kekerasan cyber (Cyber bullying), pembajakan identitas, penipuan online, konten yang tidak pantas, dan bahaya penyebaran informasi pribadi.Salah satu ancaman yang seringkali terjadi di dunia maya adalah konten yang tidak pantas bagi anak-anak karena anak dengan mudah mengakses konten dewasa, kekerasan, dan perundungan online.
Ancaman tersebut biasanya datang dalam bentuk yang menakutkan seperti predator online yang mencari korban lewat media sosial atau situs web yang tidak aman. Oleh karena itu, penting bagi orangtua dan pengasuh untuk mengenali dan memahami berbagai ancaman tersebut dengan memberikan "do and do not."
Sebelum memberikan waktu menggunakan gawai kepada anak, orang tua perlu memberikan pengetahuan atau mitigasi dengan bahasa yang dipahami anak terkait informasi risiko berbagai kemungkinan yang terjadi di dunia maya.
Dari rekomendasi dari American Academy of Pediatrics (AAP) tahun 2016, secara umum orang tua harus teredukasi agar lebih memahami penggunaan gawai sebagai media, dan memahami perkembangan otak anak dengan mementingkan interaksi langsung.
Diketahui bahwa, cyberbullying merupakan salah satu risiko yang tidak terhindarkan, namun dapat dicegah dengan peran aktif orang tua dan literasi digital yang mumpuni.
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Hindari Ancaman Obesitas hingga Perundungan Anak, https://bangka.tribunnews.com/2024/10/29/hindari-ancaman-obesitas-hingga-perundungan-anak?page=all.