Dalam praktiknya, Petrokimia Gresik memanfaatkan gipsum untuk menghasilkan produk bernilai tambah bagi sektor pertanian dan industri nasional.
Beberapa produk yang dihasilkan antara lain pupuk ZA untuk meningkatkan produktivitas tebu dan pupuk Petro-Cas yang bermanfaat bagi perbaikan fisik dan kimia tanah, mendukung upaya peningkatan hasil panen.
Selain itu, perusahaan juga mengolah gipsum menjadi produk seperti Neutralized Crude Gypsum (NCG) dan Purified Gypsum.
Produk NCG dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bata ringan dan plasterboard, sementara Purified Gypsum digunakan untuk mendukung industri semen nasional.
“Pemanfaatan gipsum melalui hilirisasi ini berkontribusi dalam percepatan swasembada pangan dan pengembangan industri nasional, serta meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan hidup kami.
"Kepedulian terhadap lingkungan menjadi faktor penting untuk kelangsungan perusahaan,” lanjut Dwi Satriyo.
Petrokimia Gresik juga menghadirkan inovasi terbaru dengan mengembangkan Urea granul menjadi Urea nano, yang bertujuan mengoptimalkan program Petrokimia Gresik Smart Precision Farming (Petro Spring).
Inovasi ini diharapkan dapat mendukung pertanian modern dan presisi sehingga produktivitas pertanian nasional bisa terus ditingkatkan.
“Inovasi yang kami kembangkan ini tidak lepas dari peran para insinyur di perusahaan.
Akhirnya, dia berharap agar kontribusi mereka semakin meningkat demi kemajuan pertanian Indonesia dan kemandirian industri nasional menuju Indonesia Emas 2045.
Artikel ini telah terbit di https://www.kabarbumn.com/trending/115303570/menuju-indonesia-emas-2045-petrokimia-gresik-dorong-insinyur-indonesia-berperan-dalam-hilirisasi-industri-dan-swasembada-pangan?page=2