SONORABANGKA.ID - Adalah Banyak ditemui pemilik mobil mencampur bahan bakar oktan rendah dengan oktan tinggi, dengan harapan mendapatkan kualitas yang lebih baik ditengah keterbatasan pilihan atau untuk menghemat biaya.
Meski begitu, ini tidak selalu menghasilkan efek positif karena setiap jenis bahan bakar memiliki kandungan zat aditif yang berbeda, bila tercampur tidak proporsional justru bisa menimbulkan masalah pada mesin.
Muchlis, pemilik bengkel Garasi Auto Service mengatakan, campuran atau bergantian menggunakan BBM oktan rendah dan tinggi boleh saja dilakukan. Tapi, akan ada dampak buruk yang bisa terjadi.
“Dampak buruknya pasti bisa berkurang dibanding full oktan rendah,” ucap Muchlis kepada Kompas.com, belum lama ini.
Muchlis mengatakan, dampak buruk jika menggunakan BBM oktan rendah seperti filter BBM cepat kotor, pompa bensin fuel pump cepat rusak, potensi saluran BBM, tersumbat termasuk injektor jadi mampet, hingga timbul kerak karbon yang bisa mengakibatkan mesin ngelitik.
“Pasti berpengaruh, meski tidak sebagus kalau full oktan tinggi,” kata Muchlis.
Meski begitu, tidak jarang pemilik mobil mencampur bahan bakar beroktan rendah dengan yang tinggi agar mendapat kualitas menengah.
Tri Yuswidjajanto, Dosen Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) pernah mengatakan, benar jika mencampur bahan bakar dengan nilai oktan yang berbeda bisa menghasilkan nilai oktan menengah.
“Jika dihitung berdasarkan nilai oktan memang begitu, misal 50% RON 90 ditambah 50 persen RON 98, maka hasilnya bahan bakar RON 94, hanya saja perlu diketahui bahwa dari kedua jenis bahan bakar tersebut ada perbedaan kandungan,” ucap Tri.
Pada jenis bahan bakar tertentu ada zat aditif yang bisa saja tidak ada pada bahan bakar lainnya. Sehingga, ketika keduanya dicampur bisa membuat zat aditif tidak proporsional.
“Misal Pertamax Turbo (RON 98) ada aditif dengan fungsi deterjen, anti oksidan, anti korosi, dispersan, demulsifier, yang bila dicampur dengan Pertalite (RON 90 dan tidak beraditif), maka justru akan memunculkan hump effect, atau deposit yang lebih parah daripada tidak mencampurnya,” ucap Tri.
Dia mengatakan, deposit tersebut merupakan dampak dari takaran zat aditif yang tidak tepat akibat pencampuran bahan bakar yang berbeda jenis.
“Zat aditif tersebut bila takarannya tepat akan mencegah terjadinya deposit, tapi bila tidak tepat akan menghasilkan deposit yang lebih parah berupa kerak karbon di bagian saluran masuk mesin daripada tidak ada aditif sama sekali,” ucap Tri.
Dia mengatakan, kerak karbon tersebut kerap terkumpul di bagian tulip katup saluran masuk dan bahkan sampai ke dalam piston. Akibatnya, mesin menjadi mudah ngelitik dan tenaga menjadi kurang maksimal.
“Deposit yang ada di bagian tulip katup masuk, akan menghambat masuknya campuran bahan bakar, sehingga bisa menurunkan tenaga mesin, sementara deposit yang ada di kepala piston bisa menaikkan kompresi sehingga mesin mudah ngelitik,” ucap Tri.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Efek Samping Mencampur BBM Oktan Rendah dan Tinggi", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2024/11/28/111200215/efek-samping-mencampur-bbm-oktan-rendah-dan-tinggi.