Namun kemudian, kekuatan sosial media mempertemukan mereka, bahkan bisa kembali mendaki bersama.
“Dan ketika Sosmed mulai marak, bertemulah kami dan teman-teman lainnya. Percaya atau tidak, Mak Gigi inilah biang kerok kami mendaki lagi,” tulisnya.
Lilie juga mengungkap salah satu kenangan istimewa mereka yaitu ketika mendaki Gunung Semeru sebagai hadiah ulang tahun ke-50 untuk Elsa, namun berakhir gagal.
“Saat itu dia berulang tahun ke 50, dan ketika ditanya mau hadiah apa? Jawabannya adalah hiking ke Gunung Semeru. Jadilah kami bersusah payah penuh drama mendaki gunung Semeru dan gagal,” kenangnya.
“Dari situlah kami berdua dan seorang teman membentuk grup Kura-Kura Gunung dan beranak pinak sampai sekarang. Mendaki puluhan gunung di dalam dan beberapa di luar negeri. Alam adalah playground kami. Entah mengapa kalau di alam kami bisa bergembira seperti menari-nari di trek, lupa semua masalah,” tulisnya.
Lilie kemudian menyematkan julukan untuk mereka berdua yaitu Ratu Pendaki atau Hiking Queen.
“Dan itulah kami, kami ga bisa menari, menarinya jelek karena bukan Dancing Queen tapi kami adalah Hiking Queen. Gunung adalah kerajaan kami……” tulisnya.
Dilansir dari Kompas.com (2/3/2025), Lilie dan Elsa melakukan pendakian ke Cartenz Pyramid tidak hanya untuk bersenang-senang, namun membawa misi khusus.
Lilie dan Elsa tengah menjalankan misi untuk memasang plakat demi mengenang rekan mereka, Hanafi Tanoto, yang wafat di gunung tersebut pada tahun sebelumnya.
Plakat yang mereka bawa bertuliskan: "Perjumpaan tidak pernah berakhir, seperti awan menjadi hujan dan kembali. Persatuanmu kekal, dalam kami dan semesta. Sang Khalik telah menyambutmu. Kau wariskan semangat yang kami teruskan."
Setelah berhasil mencapai Puncak Cartenz, Lilie dan Elsa sukses menjalankan misi memasang “plakat persahabatan” tersebut.
Namun setelahnya justru hal yang tidak diinginkan terjadi. Di gunung yang sama dengan mendiang Hanafi Tanoto, keduanya akhirnya berpulang.
Kabar ini seperti dikonfirmasi oleh Muliawan Margadana, Penasihat Ikesa (Ikatan Eks Alumni SMA Katolik Santo Albertus Malang/SMA Dempo).
”Keduanya sebenarnya mendaki untuk memasang plakat kenangan bagi teman kami yang meninggal sebelumnya di Cartenz. Sebelum meninggal, plakat sudah terpasang,” kata Muliawan, seperti dikutip dari Kompas.id, Minggu (2/3/2025).
Sumber:
Instagram @mamakpendaki
regional.kompas.com (David Oliver Purba)
https://www.kompas.com/kalimantan-timur/read/2025/03/03/033000388/kisah-lilie-dan-elsa-dua-pendaki-yang-meninggal-setelah-pasang?page=all#page3