Serangan siber dapat terjadi kapan saja dan dapat menyebabkan kerugian yang signifikan. Sehingga, penting untuk memahami bagaimana cara melindungi diri dari serangan siber saat bertransaksi digital, khususnya dalam bertransaksi QRIS.
Dalam mencegah serangan siber dalam transaksi QRIS, peran pelindungan konsumen oleh otoritas sangat penting.
Bank Indonesia (BI) telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan keamanan transaksi digital, termasuk transaksi QRIS.
BI rutin melakukan edukasi kepada masyarakat tentang cara melindungi diri dari serangan siber. Untuk melayani aduan masyarakat, BI juga mengelola platform layanan pengaduan konsumen BICARA 131 yang menampung aduan masyarakat mengenai transaksi sistem pembayaran termasuk QRIS.
Menghadapi tantangan di era digital memerlukan langkah yang aplikatif dalam bertransaksi digital, salah satu contohnya adalah penerapan konsep Cyber Hygiene di kehidupan sehari-hari.
Cyber Hygiene adalah praktik yang dilakukan untuk menjaga keamanan dan keselamatan sistem komputer, jaringan, dan data dari ancaman keamanan siber.
Cyber Hygiene meliputi berbagai aspek, seperti penggunaan kata sandi yang kuat, pembaruan perangkat lunak dan sistem operasi, serta penggunaan antivirus.
Terdapat beberapa tip mengaplikasikan Cyber Hygiene dalam bertransaksi QRIS.
Dalam bertransaksi QRIS, menggunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk akun QRIS Anda adalah langkah awal yang penting. Hal ini akan membantu melindungi akun Anda dari akses tidak sah dan mengurangi resiko keamanan siber.
Pastikan kata sandi Anda memiliki