Para pemimpin organisasi olahraga bisa saja melanggar aturan pembatasan sosial atau lockdown di tengah pandemi virus corona guna kembali melaksanakan event.
Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Badan Atletik Dunia, Sebastian Coe. Ia juga mengungkapkan rasa frustrasi oleh banyak kepala cabang olahraga yang punya keinginan kuat untuk memulai kembali event mereka meski Covid-19 telah memakan banyak korban di seluruh dunia.
"Kita diarahkan oleh pemerintah, WHO, dan otoritas lokal tentang apa yang harus dilakukan, tetapi kita juga harus membuat keputusan sendiri dan membuat pengecualian masuk akal," kata Coe dalam laporan AFP yang melansir sesi wawancara dengan sebuah saluran televisi.
"Akan ada saatnya ketika sebuah (organisasi) olahraga memutuskan siap untuk menggelar acara meski tanpa persetujuan dari pihak berwenang.
Kami menghormati, tetapi kita juga harus membuat keputusan demi kepentingan terbaik olahraga ini dan atlet kami," katanya menegaskan.
Atletik, sebagaimana cabang olahraga utama lainnya, menghadapi situasi berat pada sektor keuangan dan penjadwalan agenda perlombaan, termasuk pada penundaan Olimpiade Tokyo.
Kejuaraan atletik dunia yang direncanakan di 2021 juga harus mundur satu tahun untuk menyesuaikan dengan jadwal Olimpiade yang diundur pada tahun sama sehingga tidak terjadi bentrokan jadwal.
Pada kesempatan itu, Coe juga mengatakan bahwa tidak ada yang bisa memberikan jaminan bahwa Olimpiade akan bisa diadakan.
"Berspekulasi tentang suatu agenda yang mundur lebih dari satu tahun adalah yang tak bisa dipastikan," kata mantan kepala Olimpiade London 2012 itu.
"Kami berusaha memberi kejelasan kalender pada atlet, namun spekulasi dari ilmuwan dan ahli medis nyatanya tidak membantu," ujar dia.
"Saya harap pandemi ini bisa dihentikan sehingga kita tidak harus membatalkan Olimpiade," pungkas Coe menambahkan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Atletik Dunia Usul agar Event Olahraga Tetap Berlangsung di Tengah Pandemi"