SonoraBangka.id - Akhir akhir ini pencarian kata tie-dye meningkat tajam di Google dan Pinterest.
Media sosial pun dipenuhi dengan video cara-cara membuat tie-dye atau motif ikat celup untuk busana santai.
Tidak hanya dalam busana, motif ini juga dipakai untuk masker dan berbagai aksesoris.
Dan seakan - akan tak mau ketinggalan, beberapa jenama fesyen pun ikut mengeluarkan koleksi dengan motif ini.
Pengamat fesyen mengatakan, populernya motif ikat celup ini tak lepas dari masa karantina selama pandemi Covid-19. Banyak orang bosan berdiam diri di rumah dan mulai mencari proyek untuk dikerjakan di rumah
Motif tie-dye atau teknik pewarnaan yang dilakukan dengan cara dicelupkan memang menjadi tren di 2020. Namun, motif ini sebenarnya sudah populer sejak akhir tahun 1960-an dan kini datang kembali.
Beberapa selebriti juga membagikan foto mereka melakukan kreasi celup warna di rumah.
Analis pasar bidang ritel, Kayla Marci mengatakan bahwa Nostalgia fesyen bisa dipakai sebagai bentuk pelarian karena konsumen menghadapi berbagai isu global seperti pandemi, resesi, dan kerusuhan sipil.
Di tahun 1970-an, ketika tren motif tie-dye mulai muncul, dunia mengalami pergeseran di bidang politik dan budaya, yang kondisinya mirip dengan saat ini.
Sementara itu CEO merek athleisure Onzie, Kimberly Swarth berpendapat bahwa orang-orang mencari rasa kebebasan, dan motif ikat-clup mewakili perasaan ini.
" Motif ikat-celup mengembalikan perasaan dari periode bentuk bebas 'hippy' revolusioner dalam sejarah. Melalui motif ini, orang dapat memancarkan perasaan itu," lanjut dia.
Senior vice president merchandise dan desain merk Chico, Kelly Cooper, mengatakan motif ini telah menonjol selama 37 tahun terakhir di dunia fesyen.
“Dari catwalk ke barang-barang dekorasi di rumah, tak diragukan lagi motif ini harus dimiliki di musim panas. Dengan adanya pandemi dan konsumen menghabiskan lebih banyak waktu di rumah, fesyen nostalgia kembali populer pada produk yang memberi kenyamanan,” kata Cooper.
Marci meyakini, walaupun motif ikat celup identik dengan musim panas, namun tren ini akan terus berlanjut, terutama untuk busana olahraga dan streetwear.
“Motif ini sering muncul tak terikat pada musim. Warna yang lebih gelap juga bisa diterapkan pada koleksi musim dingin,” katanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kembalinya Motif "Tie Dye" Penuh Warna",
https://lifestyle.kompas.com/read/2020/07/28/072528220/kembalinya-motif-tie-dye-penuh-warna.