Wali Kota Pangkalpinang, Molen, berdiskusi mengenai penanganan banjir di Pangkalpinang bersama Forum Hidrologi Nasional di Ruang Rapat Wali Kota Gedung Tudung Saji, Senin (27/7/2020)
Wali Kota Pangkalpinang, Molen, berdiskusi mengenai penanganan banjir di Pangkalpinang bersama Forum Hidrologi Nasional di Ruang Rapat Wali Kota Gedung Tudung Saji, Senin (27/7/2020) ( Bagja/ Diskominfo Pangkalpinang)

Cari Solusi Atasi Banjir, Molen Simak Paparan Forum Hidrologi Nasional

28 Juli 2020 12:17 WIB

SonoraBangka.ID - Perlu solusi yang tepat untuk dapat menangani persoalan banjir yang kerap melanda sejumlah titik di Kota Pangkalpinang, mulai dari hulu hingga ke hilir.

Pemerintah Kota Pangkalpinang perlu mempersiapkan langkah antisipatif dalam mengambil suatu kebijakan untuk menanggulangi permasalahan banjir ini.

Berdasarkan pengamatan Forum Hidrologi Nasional pada 89 sampel air mulai dari hulu ke hilir, membuktikan spot air yang paling tercemar dan air yang memiliki sedimen tertinggi terdapat di batas kota Bangka Induk sampai Kolong Retensi Pangkalpinang (Kacang Pedang).

Hal tersebut, bisa berimbas pada kolam retensi akan mengalami pengendapan penuh selama 40 tahun, artinya tanpa pengerukan selama 40 tahun kolong retensi Pangkalpinang akan hilang fungsinya akibat kandungan sedimentasi.

Kemudian kolong retensi akan berkurang kapasitas 2,5% pertahun. Dan terjadi sedimentasi sebesar 14.000 kubik di kolam retensi Pangkalpinang setiap tahun. Ini berdampak pada pengeluaran yang besar dari APBD untuk pengerukan sedimen.

Hal ini terungkap dalam kegiatan audiensi dan silaturahmi Forum Hidrologi Nasional bersama Wali Kota Pangkalpinang ketika membahas Analisa Penanganan Banjir di Pangkalpinang di Ruang Rapat Wali Kota, Gedung Tudung Saji, Senin (27/7/20).

Oleh karena itu, menurut Forum Hidrologi Nasional perlu dibuatkan kantong lumpur di hulu Sungai Rangkui yang masuk ke dalam wilayah Pangkalpinang.

Disamping itu perlu alternatif solusi untuk mengatasi banjir yang berasal dari hulu Sungai Rangkai.

Pertama, membuat bangunan pengendali sedimen atau Sediment Trap. Kedua, membuat bangunan penahan batas sampah kiriman yang berasal dari daerah Kabupaten Bangka

Ketiga, mengadakan peralatan pengukur curah hujan untuk pengkajian ilmiah rekam jejak perilaku alam.

Terkait paparan Forum Hidrologi Nasional, Wali Kota Pangkalpinang menyambut positif solusi yang ditawarkan.

Namun, lebih lanjut Molen masih akan membahasnya bersama tim dari Bappeda dan Litbang serta Dinas PUPR Kota Pangkalpinang yang turut mendampingi kegiatan tersebut.

SumberDiskominfo Kota Pangkalpinang
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm