“Zat pada oli tidak bertahan lama, walau mobil jarang jalan tapi harusnya tetap dilakukan agar fungsi kandungan aditif pada oli tetap optimal. Belum lagi dengan kondisi oli yang kotor kena serpihan saat mengendap terlalu lama dibawah mesin,” tutur Suparman.
Di kesempatan lain, Riecky Patrayudha, sebagai Head of Service PT Suzuki Indomobil Sales ( SIS) mengatakan, oli mesin akan rusak bila mobil benar-benar tak digunakan atau bahkan dipanaskan dalam jangka waktu yang lama.
Hal tersebut juga sudah dibuktikan melalui riset yang dilakukannya beberapa waktu lalu.
"Kami pernah studi, mobil yang baru diservis diganti oli baru dan kami diamkan hingga dua sampai empat bulan,” kata Riecky.
Hasilnya, Riecky melanjutkan, pelumas tersebut ternyata sudah berubah hitam pekat. Artinya ada proses yang membuat oli baru sekalipun tak lagi bagus meski mobil didiamkan saja.
Menurutnya, kerusakan atau menurunnya kualitas oli merupakan hal yang sangat wajar. Terlebih di dalam jantung pacu juga terdapat serpihan atau residu dari logam dan lainnya.
Ditambah oli baru yang terkontaminasi dengan sisa-sisa pelumas lama yang mengendap di dapur pacu.
"Kerusakan oli itu bisa saja terjadi pada mobil yang lama tak dipakai. Apalagi mobil tak pernah dipanaskan bisa saja terjadi kondensasi di dalam mesin," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Malas Ganti Oli Mesin, Ini Efek Buruknya", https://otomotif.kompas.com/read/2020/07/28/081200415/jangan-malas-ganti-oli-mesin-ini-efek-buruknya?page=all#page2.