SonoraBangka.id - Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.
Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.
Umumnya disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Namun, mungkin Anda pernah mendengar jika anak yang terkena stunting dampaknya tidak lagi dapat dipulihkan setelah ia berusia 2 tahun.
Maka dari itu, ada program 1.000 hari pertama kehidupan anak (HPK) yang selalu jadi hal penting saat berbicara mengenai tumbuh kembang anak.
Program ini ditujukan untuk mencegah berbagai masalah kesehatan, termasuk stunting dengan mengontrol asupan gizi anak dari sejak janin sampai pada usia 24 bulan atau 2 tahun.
Intervensi gizi memang harus dimulai sejak dini, tetapi bukan berarti ketika anak sudah menderita stunting dan usianya sudah lebih dari dua tahun, lantas intervensi gizi dihentikan.
Menurut dr. Utami Roesli, SpA, anak yang menderita stunting masih bisa dipulihkan meski ia sudah berusia di atas 2 tahun.
Artinya, perkembangan otak dan tinggi tubuhnya akan lebih tinggi dibandingkan anak stunting yang tidak mendapat intervensi gizi.
Namun, jika dibandingkan anak yang normal, tinggi tubuhnya akan tetap lebih pendek dan kecerdasannya lebih rendah.
Jadi, walaupun tidak optimal, pertumbuhan anak yang menderita stunting masih dapat dikejar.
Tapi, ini tentu akan jauh lebih baik karena nanti dari segi produktivitas mereka akan jauh lebih baik dibandingkan anak stunting yang tidak diatasi.
Catch up growth adalah perbaikan gizi agar tumbuh kembang anak stunting dapat dikejar .
Biasanya, catch up growth akan terus dilakukan hingga pertumbuhan anak berhenti saat remaja.
Berikut catch up growth yang bisa dilakukan pada anak stunting :
1. Terapkan gizi seimbang
Orangtua sebaiknya lebih memperhatikan kebutuhan nutrisi anak dengan mengatur pola makan dengan gizi seimbang, terutama bagi anak yang sudah mengalami stunting.
Protein hewani, seperti daging, ayam, ikan, perlu dimasukkan dalam menu anak bersama dengan sayuran dan makanan kaya mineral, seperti kalsium, kalium dan seng.
Dalam pola makan yang seimbang, generasi bersih dan sehat (Genbest) harus memasukkan protein, karbohidrat, lemak, vitamin serta mineral dalam proporsi yang benar.
Diet seimbang tidak hanya menyediakan nutrisi yang tepat untuk menambah tinggi badan anak, tetapi juga akan membuat daya tahan tubuh penderita stunting lebih kuat.
2. Anak tidur cukup
Istirahat yang cukup adalah salah satu cara mendorong hormon pertumbuhan anak.
Produksi hormone pertumbuhan bisa di rangsang dengan kecukupan kualitas tidur anak.
Karena dari situlah kemudian bisa membantu anak menjadi tinggi.
3. Lakukan pemeriksaan ke Posyandu
Agar kondisi kesehatan dapat terus terpantau dengan baik, anak stunting perlu menjalani pemeriksaan rutin ke posyandu atau dokter anak.
Memang di tengah situasi pandemi saat ini, berbagai fasilitas posyandu tidak beroperasi seperti biasa.
Namun, penderita stunting dapat melakukan konsultasi secara online, bila memang dibutuhkan.
Hasil pencatatan rutin berat badan dan tinggi badan anak pada kartu menuju sehat (KMS) juga bisa memberikan gambaran mengenai pencapaian hasil dari yang dilakukan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketahui, Begini Cara Perbaikan Gizi pada Anak Stunting", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/08/29/112214920/ketahui-begini-cara-perbaikan-gizi-pada-anak-stunting?page=2.