Temuan yang cukup mengejutkan, ternyata mereka tidak dapat membedakan aspek keterbukaan atau ketelitian dari pembuat.
Kristine Nowak, seorang profesor komunikasi di University of Connecticut yang tidak berafiliasi dengan penelitian tersebut menilai bahwa masuk akal jika avatar bisa secara akurat menggambarkan kepribadian seseorang.
Ciri kepribadian dari pilihan avatar
Salah satu alasan siswa penilai dapat membedakan ciri kepribadian adalah karena fitur-fitur tertentu yang dipilih para pembuat avatar, seperti pilihan mata yang lebih terbuka.
Jadi, apapun tampilan avatar, itu adalah sesuatu yang dipilih pengguna.
Tentu kita memahami betul bagaimana ketika kita bertemu seseorang di ruangan yang ramai di sebuah pesta, mata menjadi hal pertama yang kita lihat untuk menentukan langkah selanjutnya.
Sebaliknya, senyum kecil atau ekspresi lainnya cenderung membuat penilai tidak terlalu ingin berteman dengan pembuat avatar tersebut.
Ciri-ciri lainnya, misalnya bentuk wajah oval, rambut cokelat, atau menggunakan sweater, juga cenderung membuat penilai lebih ingin berteman dengan pembuat avatar dengan fitur tersebut.
Jenis kelamin avatar juga berperan dalam mengungkapkan persepsi tentang kepribadian pembuatnya.
Dibandingkan dengan avatar perempuan, avatar laki-laki kerap dipandang kurang teliti dan kurang terbuka untuk pengalaman.
Jika kamu ingin berteman, fitur seperti rambut hitam, rambut pendek, topi, dan kacamata hitam sebaiknya tidak digunakan.