Berikut beberapa alasan lain mengapa kita tidak perlu memiliki pulse oximeter :
1. Angka pulse oximeter tidak selalu berkorelasi dengan tingkat penyakit
Parsons mengungkapkan, ada orang-orang yang tetap merasa tidak enak badan, meskipun tingkat oksimetri nadinya sangat baik.
Di rumah sakit, pulse oximeter bukan satu-satunya perangkat kesehatan yang digunakan untuk mengukur kesehatan pasien.
Untuk itu, ia menyarankan agar kita sebaiknya tidak bergantung pada satu perangkat.
2. Menghabiskan waktu melihat angka
Karena perangkat itu terlalu mudah difiksasi, maka Parsons pun biasanya tidak akan memberikan pulse oximeter kepada pasiennya.
Beberapa pasien akan menyimpan data di dalamnya yang menjadi tidak relevan dengan kesehatan mereka secara keseluruhan.
"Jika saya diberitahu pasien bahwa tingkat oksigen biasanya di 97 namun sekarang di 93, apa artinya itu? Dalam ruang hampa, itu tidak ada artinya," kata dia.
Meski begitu, Parsons memahami keinginan banyak orang untuk memiliki kendali atas tubuhnya masing-masing di masa pandemi Covid-19.
Ia menegaskan, pulse oximeter hanyalah salah satu perangkat pengukur kesehatan dan para dokter perlu mengetahui informasi lebih banyak untuk menerjemahkan apa yang terjadi pada tubuh.
Parsons menyarankan bahwa jika kita merasakan gejala, berkonsultasilah dengan dokter dan biarkan pulse oximeter tetap tersimpan di lemari.
Nah, tindakan terbaik adalah membatasi paparan dan memberi perhatian lebih terhadap apa yang kita rasakan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dianggap Bisa Deteksi Covid-19, Perlukah Kita Punya Pulse Oximeter?", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/09/07/094557320/dianggap-bisa-deteksi-covid-19-perlukah-kita-punya-pulse-oximeter?page=3.