SonoraBangka.ID - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang mengeluarkan surat pemberitahuan kepada sekolah-sekolah yang sudah menggelar pembelajaran tatap muka di sekolah untuk kembali menerapkan Belajar Dari Rumah secara online.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang, Eddy Supriadi menyebut, hal itu dilakukan karena pihaknya akan terlebih dahulu melakukan pengecekan terkait kesiapan sekolah dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Mungkin mereka itu masa uji coba aja, ada yang mengusulkan, mereka mungkin simulasi dulu, tapi yang jelas belum ada keputusan dari kita," kata Eddy.
Eddy menambahkan, ada sejumlah sekolah yang mengusulkan uji coba pembelajaran tatap muka.
Namun, ia menegaskan bahwa pihaknya masih belum memberi izin untuk melaksanakan masa transisi dan akan melakukan pengecekan dulu dengan pihak-pihak terkait mengenai kesiapan sekolah dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Kalau sampai sekarang mereka itu misalnya seminggu sekali, jadi belum secara permanen untuk membuka, masa transisinya belum kita izinkan," ungkap Eddy.
Lebih lanjut Eddy menuturkan, pihaknya masih terus mengkaji dan mempertimbangkan untuk memberi izin sekolah mana yang sudah memenuhi persyaratan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di sekolah sesuai prosedur protokol kesehatan.
"Ini lagi kita kaji, kita pertimbangkan usulannya, misalnya dengan melampirkan kesepakatan orang tua, menerapkan sistem protokol kesehatannya, baru mendapatkan izin dari kita." terang Eddy.
Baca Juga: Wabup Bangka Salurkan Bantuan Seribu Berkah Ke Masyarakat Yang Membutuhkan
Menurutnya, jika seluruh SMP/MTs di Pangkalpinang sudah siap pada akhir September ini, maka masa transisi pembelajaran tatap muka pun bisa dilaksanakan tanpa harus menunggu sampai Oktober 2020.
"Sebelum Oktober bisa kalau semua sekolah sudah siap. Oktober itu kan paling lamanya. Kita akan cek dahulu sekolah, apa kekurangannya. Kita akan ajak juga pihak dari dinkes dan tim Satgas Covid-19," kata Eddy.
Ia menambahkan, pada masa transisi KBM tatap muka di sekolah, nantinya setiap kelas hanya diisi maksimal 20 siswa. Sementara jam pembelajarannya masih diatur.
Ia juga mengatakan, pihak sekolah nantinya akan memanggil orang tua siswa untuk membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakan masa transisi tersebut.
"Perlu ada kesepakatan dahulu antara pihak sekolah dengan orang tua. Yang penting nanti ada kesepakatan sekolah dengan komite. Jika nanti sudah ada kesepakatan, sekolah bisa langsung jalan nantinya," tuturya.
Eddy menambahkan, pembelajaran tatap muka di sekolah tetap akan dilaksanakan meskipun ada orang tua siswa yang tidak menyetujuinya.
"Yang tidak setuju silakan melakukan pembelajaran melalui daring, tidak ada paksaan," ungkapnya.