"Jadi ketika kita menulis, kita tulis saja terus. Jangan dulu berpikir untuk memperbaiki. Begitu selesai, baru kita coba perbaiki," ungkap dia.
"Ketika memperbaiki itu tentu fungsi 'mesin'-nya beda lagi. Cara kita menilai tulisan kita harus berbeda dengan cara waktu kita menulis."
Pada kesempatan tersebut, Dee meluncurkan buku berjudul " Cerita Saat Jeda - Kumpulan Rasa saat Pandemi Mengimpit".
Buku tersebut merupakan karya dari para penulis binaan Dee di kelas menulis Kaizen Writing Workshop, yang tergabung dalam komunitas Semut Merah Kaizen.
"Cerita Saat Jeda" merupakan buku antologi yang kumpulan ceritanya terinspirasi dari berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat saat pandemi.
Acara peluncuran buku turut dihadiri Desainer Didiet Maulana yang merupakan Ketua komunitas Semut Merah Kaizen.
Diungkapkan Didiet bahwa hal yang memotivasi para penulis selama menciptakan karya ini adalah momen pandemi yang terasa personal bagi semua orang.
Dee mengatakan, sangat menarik bagaimana tema pandemi diangkat oleh 27 orang penulis buku ini, dan bagaimana mereka dengan jujur memberikan impresi dari kacamatanya masing-masing.
"Pandemi ini telah memengaruhi semua lini, baik itu dunia seni, literasi, dan lain sebagainya."
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dewi Lestari Berbagi Tips Menulis di Tengah Pandemi", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/09/11/200544220/dewi-lestari-berbagi-tips-menulis-di-tengah-pandemi?page=3.