SonoraBangka.id - Masa Pandemi Covid-19 adalah masa yang paling sulit bagi semua orang.
Namun, di tengah kehidupan yang serba berat akibat pandemic ini, kita dipaksa untuk tetap menghasilkan sesuatu, demi tetap berjalannya roda kehidupan.
Salah satu aktifitas yang bisa dilakukan di masa pandemi seperti ini adalah menulis.
Penulis Dewi " Dee" Lestari menyampaikan beberapa manfaat menulis untuk diri kita.
Di samping bias mengasah kreativitas, manfaat lainnya adalah membantu melepas stress.
"Dengan kita menulis, kita mencoba menuangkan sesuatu di dalam tulisan, ada sesuatu di dalam diri kita yang ikut terangkat, gitu, entah beban, keresahan, kegelisahan, pikiran, dan sebagainya."
Setidaknya hal itu diungkapkan Dee dalam live Instagram di akun @semutmerahkaizen, beberapa waktu lalu.
Tapi, ditengah situasi pandemi yang penuh keterbatasan seperti saat ini, sering kali kreativitas buntu ketika mulai berjalan.
Dee lantas berbagi beberapa tips bagi kamu yang sedang berusaha berkarya di masa pandemi.
Pertama, kata dia, adalah memiliki keberanian untuk memulai.
"Kedua, keberanian untuk gagal, dan ketiga keberanian untuk berhasil," kata Dee.
Mengapa keberhasilan juga butuh keberanian?
Hal ini menurut Dee, dikarenakan ketika seseorang berhasil terkadang mereka takut untuk kembali memulai, mereka khawatir tidak bisa mengulang keberhasilan sebelumnya.
Kedua, setelah adanya keberanian, cobalah untuk memberi target bagi diri sendiri.
"Bisa enggak kita membuat satu cerpen yang tamat, bisa enggak membuat satu novel yang tamat," ucap penulis buku Filosofi Kopi itu.
Cobalah untuk mengatasi rasa malas dan suasana hati yang muncul dari diri sendiri, ketika kita sudah mulai berhasil menyelesaikan target tersebut.
Sebab, yang biasanya kerap menghambat perkembangan kita adalah pikiran dan kritik dari diri kita sendiri.
Dee juga mengatakan, kalau kritik dari orang lain kita masih bisa melupakan, masih bisa mengabaikan, namun kritik dalam diri sendiri belum tentu.
Karena itu, ia menyarankan untuk memisahkan kapan waktu menulis, dan kapan memperbaiki.
Hindari melakukannya dalam satu waktu.
"Jadi ketika kita menulis, kita tulis saja terus. Jangan dulu berpikir untuk memperbaiki. Begitu selesai, baru kita coba perbaiki," ungkap dia.
"Ketika memperbaiki itu tentu fungsi 'mesin'-nya beda lagi. Cara kita menilai tulisan kita harus berbeda dengan cara waktu kita menulis."
Pada kesempatan tersebut, Dee meluncurkan buku berjudul " Cerita Saat Jeda - Kumpulan Rasa saat Pandemi Mengimpit".
Buku tersebut merupakan karya dari para penulis binaan Dee di kelas menulis Kaizen Writing Workshop, yang tergabung dalam komunitas Semut Merah Kaizen.
"Cerita Saat Jeda" merupakan buku antologi yang kumpulan ceritanya terinspirasi dari berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat saat pandemi.
Acara peluncuran buku turut dihadiri Desainer Didiet Maulana yang merupakan Ketua komunitas Semut Merah Kaizen.
Diungkapkan Didiet bahwa hal yang memotivasi para penulis selama menciptakan karya ini adalah momen pandemi yang terasa personal bagi semua orang.
Dee mengatakan, sangat menarik bagaimana tema pandemi diangkat oleh 27 orang penulis buku ini, dan bagaimana mereka dengan jujur memberikan impresi dari kacamatanya masing-masing.
"Pandemi ini telah memengaruhi semua lini, baik itu dunia seni, literasi, dan lain sebagainya."
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dewi Lestari Berbagi Tips Menulis di Tengah Pandemi", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/09/11/200544220/dewi-lestari-berbagi-tips-menulis-di-tengah-pandemi?page=3.