Padahal, keterampilan makan mandiri membantu meningkatkan kemampuan motorik anak, meningkatkan kepercayaan dirinya serta membuatnya lebih fokus dan menikmati proses makan.
Sementara ketika anak terbiasa fokus pada gadget ketika makan, tidak ada aktivitas aktif yang dilakukan.
"Makan harus prosesnya aktif, anak harus terlibat di dalamnya. Kalau anak hanya nonton, buka mulut lalu disuapin berarti tidak terlibat dalam proses makan," tuturnya.
Jika hal ini terjadi, maka orangtua memegang peran yang sangat penting untuk membantu anak mengubah perilakunya.
Perbanyak interaksi aktif dengan lingkungan sekitar anak dan orang yang memberikan makan, agar anak tidak terlanjur lengket dengan gawai saat makan.
Diungkapkan Fransisca, pada anak kecil sebetulnya yang perlu berubah perilakunya adalah orang dewasanya karena anak melakukan apa saja yang disediakan.
Kita sebagai orangtua cukup sabar dan mampu untuk mengelola proses makan ini tanpa gadget atau tidak.
Meski sulit, mengubah kebiasaan anak makan sambil main gawai bukan hal yang mustahil.
Kita bisa menggantikan gadget dengan buku anak yang menarik dan penuh warna atau mainan kesukaannya.
Benda-benda yang ada di sekitar juga bisa diperkenalkan pada anak sekaligus mengajarinya mengenal nama benda.
Seperti mangkok dan gelas, jadi alat makan atau bahan makanan yang bisa dia mainkan.
Nah, itu jadi salah satu cara yang bisa kita tawarkan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Biasakan Anak Makan Sambil Main Gadget", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/02/05/160000320/jangan-biasakan-anak-makan-sambil-main-gadget?page=2.