SonoraBangka.ID - Setahun yang lalu, boyband asal Korea Selatan, BTS menggelar tur dunia yang ketiga dengan tajuk "BTS World Tour Love Yourself: Speak Yourself" yang terdiri dari 62 konser di 14 negara dengan keuntungan Rp 116 juta dolar AS atau setara Rp 1,7 triliun.
Hampir satu juta pembeli tiket di seluruh dunia menyaksikan liturgi pembukaan yang mendebarkan di puncak set band K-pop dalam bentuk lagu "Dionysus".
Persembahan sama sekali bukan konsep baru dalam musik pop. Ingat pernyataan provokatif John Lennon pada 1966 yang mengatakan The Beatles "lebih populer daripada Yesus"? - tetapi ada sesuatu tentang BTS yang mengubah fandom.
Label musik, Big Hit Entertainment menamai penggemar BTS dengan sebutan ARMY, singkatan dari Adorable Representative MC for Youth.
ARMY itu sendiri memiliki pengikut di media sosial Twitter dengan jumlah 29,2 juta akun, lebih dari tiga kali lipat dari grup K-pop lainnya, dan terus bertambah setiap harinya.
Sedangkan kehadiran Instagram BTS dengan 30,6 juta pengikut, hanya bisa diikuti BLACKPINK dan YG Entertainment sebanyak 29,3 juta.
"Karena ARMY ada, kami ada," kata personel BTS, Kim Seok-Jin.
Memahami ruang lingkup BTS
Sebuah studi tahun 2018 oleh Hyundai Research Institut memperkirakan bahwa efek dari ekosistem boy band tersebut berkontribusi sekitar 4,9 miliar dolar AS per tahun untuk Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Korea Selatan.
Jumlah tersebut merupakan hasil nilai lebih selama 10 tahun daripada Pyeongchang Olimpiade Musim Dingin.
Studi tersebut mengukur bahwa, pada tahun 2017, satu dari 13 pengunjung datang ke Korea Selatan terkait BTS, rasio tersebut akan segera tumbuh.
Sementara, Spotify melaporkan, terjadi lonjakan 300 persen pendengar baru BTS sejak rilis singel "Dynamite", lagu berbahasa Inggris pertama BTS, yang diluncurkan pada 21 Agustus.
Ledakan BTS juga mendorong Big Hit untuk meluncurkan Initial Public Offering (IPO) pada bulan Oktober yang diproyeksikan akan mengumpulkan 811 juta dolar AS.