SonoraBangka.id - Lasem, Le Petite Chinois. Sebuah julukan yang berarti Lasem, kota kecil yang ramai di Jawa Tengah itu kini semakin bersinar.
Dahulu, Lasem hanya dikenal sebagai perlintasan di jalur Pantai Utara Jawa.
Lasem ini adalah salah satu pusat batik peranakan Tionghoa yang terkenal di Indonesia .
Walaupun kalah populer dari batik pekalongan, batik lasem memiliki keunikannya sendiri yang tidak bisa ditiru oleh daerah lain.
Seorang dewan pakar di Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia (Aspertina), William Kwan, membagikan cerita mengenai batik lasem di acara konferensi pers Kondangan Peranakan Tionghoa Indonesia 2016 yang diadakan di Casa Grande, Jakarta, Kamis (27/10/2016).
Menurut William, pada masa lalu, mayoritas penduduk kota Lasem adalah keluarga-keluarga Tionghoa yang juga pengusaha batik.
“Otomatis, motif dan warnanya sangat dipengaruhi oleh budaya Tionghoa. Kita bisa lihat motif-motif seperti burung hong (phoenix), naga atau liong, bunga teratai, bunga seruni, kelelawar, ikan mas, koin uang, dan lain-lain,” ucapnya.
Namun, dalam mendefinisikan batik lasem sebagai batik peranakan Tionghoa, Anda harus hati-hati.
Karena, batik lasem tidak hanya dipengaruhi oleh budaya Tionghoa.
Dengan alasan itulah, William pun membagi batik lasem menjadi tiga macam, yaitu yang lebih dipengaruhi oleh budaya Tionghoa, yang lebih dipengaruhi oleh budaya Jawa, dan yang merupakan hybrid atau campuran keduanya (batik babagan).