Nah, salah satu aspek yang paling dikenal mengenai batik lasem adalah warna merahnya yang legendaris, abang getih pithik (merah darah ayam), yang terbuat dari akar buah mengkudu.
Diungkapkan William, warna ini sangat dirahasiakan sehingga keluarga-keluarga Tionghoa hanya mewariskan kepada anaknya saja melalui sumpah.
Namun sayang, saat kini, warna tersebut telah tergantikan dengan warna sintetis karena sudah tidak ada yang tahu cara membuatnya menggunakan pewarna alami.
Selain itu, batik lasem ini juga sangat popular di daerah Sumatera seperti Jambi, Minangkabau, Palembang, dan daerah-daerah lain.
Batik lasem ini dulunya tidak hanya dipakai oleh wanita peranakan Tionghoa, walaupun sarat dengan budaya Tionghoa.
Beberapa wanita yang tinggal di daerah pesisir utara Jawa juga mengenakannya.
Dalam catatan sejarah, batik lasem ini juga diekspor ke Suriname, Thailand, Malaysia, dan Singapore yang pada waktu itu masih Semenanjung Malaka.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Asal-Usul Batik Lasem", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2016/10/29/113500220/cerita.asal-usul.batik.lasem.