Sementara itu, dikatakan Dr.Rimbawan, pakar nutrisi dan dosen dari Departemen Gizi Masyarakat IPB, bahwa survei tersebut mengungkap banyaknya kesalahan informasi dan mitos terkait nutrisi yang dipercaya masyarakat.
Rimbawan juga mengatakan, dengan banyaknya sumber informasi gizi dan maraknya mitos seputar nutrisi, akan mempersulit konsumen untuk mendapatkan informasi yang akurat serta membedakan fakta atau mitos.
Nah, hal ini menunjukkan akan pentingnya mendapatkan pengetahuan yang akurat dari sumber yang dapat dipercaya.
Dalam survei itu terungkap, 68 persen responden menggunakan media sosial untuk mencari informasi terkait nutrisi, 64 persen mengandalkan teman dan keluarga, dan 59 persen memilih publikasi media dan situs web.
Beberapa mitos keliru yang masih dipercaya misalnya pola makan sangat rendah lemak adalah cara terbaik menurunkan berat badan, karbohidrat dapat menambah berat badan, hingga makin berumur semakin sedikit protein yang dibutuhkan.
Andam mengatakan, dalam mencari saran terkait diet atau nutrisi, penting untuk menggali lebih dalam dan memeriksa apakah informasinya didukung oleh sains atau penelitian.
Carilah informasi pembanding, jika masih ragu.
Andam juga mengingatkan, untuk waspadai saran terkait diet yang menjanjikan penurunan berat badan mudah dan meninggalkan jenis makanan tertentu.
Karena nutrisi yang seimbang disertai olahraga teratur adalah cara yang peling tepat dalam mendapatkan kesehatan yang baik dalam jangka panjang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Media Sosial Jadi Rujukan Informasi Nutrisi dan Kesehatan", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/10/26/081645120/media-sosial-jadi-rujukan-informasi-nutrisi-dan-kesehatan.