SONORABANGKA.ID - Memakai kendaraan pribadi untuk melakukan perjalanan jarak jauh ketika libur cuti bersama memang menjadi pilihan yang tepat di tengah pandemi Covid-19 ini.
Selain lebih aman dan nyaman, menggunakan mobil pribadi bisa lebih fleksibel dalam mengatur jadwal keberangkatan ketika akan berlibur atau pulang ke kampung halaman.
Dan sekarang, masa libur cuti bersama sudah berakhir saatnya kembali beraktivitas seperti sedia kala.
Tetapi, sebelum kembali melakukan perjalanan jarak jauh di momen arus balik ini komponen mobil sebaiknya kembali dicek dan dipastikan dalam kondisi prima.
Selain bagian mesin dan panel-panel pada kelistrikan, tekanan udara ban juga tidak boleh diabaikan begitu saja.
Walau sering disepelekan oleh pengemudi, tekanan udara ban mempunyai peran yang sangat vital saat melakukan perjalanan.
Bahkan kejadian ban mobil pecah salah satunya bisa disebabkan karena tekanan udara pada ban tidak sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
Zulpata Zainal dari On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal Tbk mengatakan, tekanan udara pada ban sebaiknya disesuaikan dengan rekomendasi dari pabrikan.
Untuk mengetahui rekomendasi tersebut pemilik kendaraan bisa melihat stiker yang biasanya dipasang di balik pintu mobil.
“Yang paling bagus itu tekanan udaranya sesuai dengan yang direkomendasikan, tidak kurang dan tidak lebih,” katanya kepada Kompas.com, Jumat (30/10/2020).
Selain itu, Zulpata juga mengingatkan, bahwa tekanan udara sebaiknya juga menyesuaikan dengan beban kendaraan.
Hal ini karena mobil dalam kondisi kosong berbeda dengan mobil yang membawa muatan cukup banyak atau terisi penuh.
“Misalkan kendaraan kosong, tekanan udara tidak perlu tinggi agar nyaman, tidak terlalu keras, keausan ban baik dan fungsi rem optimum,” ujar Zulpata.
Kemudian, bila posisi kendaraan membawa muatan penuh maka tekanan udara ban juga harus disesuaikan agar ban bekerja maksimal.
“Kalau tekanan udara yang ideal tersebut tidak diikuti, performa dari bannya bisa berkurang. Misalnya ketika mobil kosong namun tekanan udaranya untuk mobil penuh,” ucap Zulpata.
Efek yang akan terjadi pada kendaraan saat dikendarai salah satunya adalah kendaraan terasa keras saat melaju.
“Dampak lainnya misalkan setir menjadi terlalu ringan dan sulit dikendalikan, keausan ban jadi tidak rata, hanya bagian tengahnya saja,” tutur Zulpata.
Sedangkan bila kendaraan penuh tapi tekanan udaranya standar, maka mobil menjadi tidak stabil dan bisa merusak dinding ban karena beban yang terlalu berat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berkendara Jarak Jauh, Jangan Lupa Atur Tekanan Udara Ban", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2020/10/31/063800115/berkendara-jarak-jauh-jangan-lupa-atur-tekanan-udara-ban?page=all#page2.