Selain itu, Zulpata juga mengingatkan, bahwa tekanan udara sebaiknya juga menyesuaikan dengan beban kendaraan.
Hal ini karena mobil dalam kondisi kosong berbeda dengan mobil yang membawa muatan cukup banyak atau terisi penuh.
“Misalkan kendaraan kosong, tekanan udara tidak perlu tinggi agar nyaman, tidak terlalu keras, keausan ban baik dan fungsi rem optimum,” ujar Zulpata.
Kemudian, bila posisi kendaraan membawa muatan penuh maka tekanan udara ban juga harus disesuaikan agar ban bekerja maksimal.
“Kalau tekanan udara yang ideal tersebut tidak diikuti, performa dari bannya bisa berkurang. Misalnya ketika mobil kosong namun tekanan udaranya untuk mobil penuh,” ucap Zulpata.
Efek yang akan terjadi pada kendaraan saat dikendarai salah satunya adalah kendaraan terasa keras saat melaju.
“Dampak lainnya misalkan setir menjadi terlalu ringan dan sulit dikendalikan, keausan ban jadi tidak rata, hanya bagian tengahnya saja,” tutur Zulpata.
Sedangkan bila kendaraan penuh tapi tekanan udaranya standar, maka mobil menjadi tidak stabil dan bisa merusak dinding ban karena beban yang terlalu berat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berkendara Jarak Jauh, Jangan Lupa Atur Tekanan Udara Ban", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2020/10/31/063800115/berkendara-jarak-jauh-jangan-lupa-atur-tekanan-udara-ban?page=all#page2.