Dengan menyadari napas, maka tubuh dan pikiran kita akan dilatih untuk berada di momen saat ini (present), karena napas tidak terjadi di masa lalu maupun masa depan.
"Masa pandemi penuh ketidakpastian, wajar kalau kita cemas, panik, takut. Enggak apa-apa."
"Sama-sama belajar menerima rasa yang kita rasakan saat itu, bisa jadi hidup ini adalah sebuah ruang untuk belajar menerima ketidakpastian."
"Bukan untuk memastikan segala sesuatunya tapi untuk menerima, ikhlas akan ketidakpastian," ungkap dia.
Nah, cobalah untuk menikmati pagi yang santai dan tidak tergesa-gesa.
Kita bisa mendengarkan music atau berjalan kaki sambil menikmati matahari pagi.
Sejenak setelah bangun tidur, cobalah menikmati pagi hari yang santai dan tidak tergesa gesa.
Kita bisa menyeimbangkan diri kita dan membuat hati menjadi tenang dengan mendengarkan kata hati dan berlatih mindfulness.
Yang pada akhirnya, diharapkan hari kita bisa menjadi lebih produktif.
Adji mengatakan, dengan berlatih mindfulness, mulai mendengarkan kata hati maka kita akan mulai tenang.
Ditambahkannya pula, karena ada hal-hal yang tidak harus kita pikirin kan.
Jadi kita perlu sadar, tidak semua harus kita dengarkan. Berlatih olah rasa, di sini-kini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rutinitas Pereda Stres di Pagi Hari, Cuma 10 Menit, Coba Yuk...", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/09/17/060000520/rutinitas-pereda-stres-di-pagi-hari-cuma-10-menit-coba-yuk-?page=2.