SonoraBangka.ID - Kalau biasanya event musik Java Jazz Festival (JJF) selalu digelar di bulan Maret, tampaknya tidak untuk tahun-tahun berikutnya.
Keputusan untuk tak lagi menggelar Java Jazz di bulan Maret dikarenakan beberapa pertimbangan.
"Mundur ke bulan Juni. Kita sengaja mundur karena beberapa hal," ucap Dewi Gontha, Presiden Direktur PT Java Festival Production, dalam webinar CMEW, Minggu (15/11/2020).
Lebih lanjut, Dewi mengungkapkan, pertimbangannya mengundurkan Java Jazz menjadi bulan Juni tidak lain karena gelaran di bulan Maret 2020 lalu terdampak cuaca.
Selain itu, juga ada pertimbangan waktu yang terlalu singkat untuk mempersiapkan.
Di sisi lain, belum diketahui pasti akan seperti apa tahun 2021 nanti terkait pandemi corona atau Covid-19.
"Salah satunya kalau di Maret terlalu dekat. Hujannya, hujan badai di hari terakhir Java Jazz, jadi kita sengaja undur acara," jelas Dewi Gontha.
Sebelumnya, Dewi Gontha sempat mengatakan tentang ketidakpastian kondisi tahun 2021 yang harus mereka hadapi ketika akan menyiapkan event tahunan Java Jazz Festival 2021.
"Uncertainties karena Java Jazz adalah mendatangkan musisi artis internasional, 2021 belum tahu boleh masuk tidak, doing protokol (kesehatan) juga," ujar Dewi Gontha lagi.
Sebagai informasi, Java Jazz Festival 2020 masih sempat digelar sebelum pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar sebagai dampak pandemi corona.
Namun, saat itu, hujan lebat disertai petir mengguyur Jakarta ketika Java Jazz digelar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Java Jazz Festival 2021 Rencananya Tak Digelar Bulan Maret, Ini Alasannya", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/hype/read/2020/11/15/185616866/java-jazz-festival-2021-rencananya-tak-digelar-bulan-maret-ini-alasannya.