Didi mengatakan, baiknya penggantian air radiator itu setiap 20.000 kilometer atau kalau airnya sudah terlihat keruh karena jarang digunakan.
“Hindari penggunaan air yang mengandung kotoran dan minyak karena bisa menyebabkan rekak dan karat. Sehingga, bisa menyumbat lubang yang mengganggu sirkulasinya. Sebaiknya pengisian air radiator menggunakan cairan khusus supaya benar-benar terhindar dari masalah tersebut,” ujar Didi.
Kalau pemilik mobil ingin melakukan penggantian air radiator sendiri sebetulnya bisa saja, yang terpenting pastikan kondisi mesin dalam keadaan dingin.
“Tahap pertama yang harus dilakukan adalah membuka tutup lubang bagian atas, lalu buka baut pembuangan radiator yang ada di bagian bawah. Gunakan baki atau ember untuk menampung airnya. Kemudian tutup pembuangan air bagian bawah. Isi radiator dengan cairan pendingin. Jangan lupa cek cairan di cadangannya, dan periksa tidak ada kebocoran,” kata Didi.
“Sedangkan untuk masa pakai radiator tergantung dari perawatannya, level air radiator sebaiknya diperiksa secara berkala dan menggunakan cairan coolant yang sudah direlomendasikan oleh pabrikan, misalnya gunakan super long life coolant yang penggunaanya bisa sampai 160.000 kilometer,” tambah Didi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenali Sistem Pendingin pada Mesin Mobil", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2020/12/10/150100115/kenali-sistem-pendingin-pada-mesin-mobil.